Mengenal Bahan Bantu Budi Daya Jamur

Pertanianku -Bahan bantu adalah bahan pelengkap yang diperlukan dalam pembuatan bibit maupun budi daya jamur. Bahan bantu pembuatan bibit, yaitu kalsium karbonat (CaCO3), gipsum (CaSO4), dan bekatul. Adapun bahan pelengkap yang diperlukan dalam proses budi daya jamur, yaitu kalsium karbonat (CaCO3), gipsum (CaSO4), bekatul, tanah casing, amonium sulfat (ZA), dan urea.

Pemeliharaan Kualitas Bibit Jamur Merang

Berikut diuraikan kegunaan bahan bantu tersebut, baik untuk pembibitan maupun proses budi daya jamur.

1) Kalsium karbonat (CaCO3)

Kapur yang banyak digunakan, baik dalam proses pembuatan bibit maupun pembuatan media tanam, adalah jenis kalsium karbonat (CaCO3), bukan kapur gamping yang digunakan untuk mengecat rumah. Kalsium karbonat berfungsi untuk mengatur pH (derajat keasaman) dan sumber kalsium yang dibutuhkan oleh miselium jamur. Hampir semua miselium jamur tumbuh optimal pada pH netral (antara 6,5—7).

2) Gipsum (CaSO4)

Gipsum berfungsi sebagai sumber kalsium. Selain itu, gipsum untuk menguraikan bahan baku agar tidak menggumpal dan lengket. Media jamur yang menggumpal atau lengket akan mengakibatkan pertumbuhan miselium (kolonisasi) pada media tumbuh menjadi tidak rata. Media yang tidak terurai juga akan mengakibatkan proses anaerob yang menghasilkan bau busuk.

3) Bekatul

Bekatul diperlukan, baik dalam pembuatan bibit maupun media tanam jamur sebagai tambahan sumber karbohidrat atau karbon dan mineral. Karbon dibutuhkan oleh miselium jamur sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Jumlah bekatul yang ditambahkan dalam media bibit jamur tidak lebih dari 10%. Untuk budi daya jamur yang menggunakan bahan bantu berupa bekatul, pemakaiannya antara 15—20% dari jumlah keseluruhan bahan. Jika lebih, media bibit jamur mudah terkontaminasi.

4) Amonium sulfat (ZA) dan urea

Amonium sulfat (ZA) dan urea merupakan salah satu sumber nitrogen anorganik yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses pembuatan media tanam jamur (kompos) untuk melakukan sintesis protein. Penggunaan nitrogen anorganik dalam pembuatan media tanam jamur biasanya tidak lebih dari 10%. C/N rasio yang terlalu rendah akan mengakibatkan media tanam jamur cepat matang sehingga tidak baik untuk jamur.

 

 

Sumber: Buku Panduan Lengkap Jamur