Pertanianku — Peluang usaha beternak bebek makin menjanjikan. Saat ini banyak pedagang kaki lima yang menjajakan bebek goreng. Bahkan, menu bebek juga tak jarang menjadi menu istimewa restoran besar. Namun, pernahkah Anda mendengar soal bebek hibrida? Bebek jenis ini disebut-sebut memiliki kemampuan panen yang lebih cepat dibanding bebek biasa.
Bebek ini dikenal sebagai bebek pedaging hasil persilangan yang “klop” antara bebek peking dan bebek lokal. Bebek peking dikenal dengan bentuk tubuh yang pendek namun berisi, terlihat lebih gemuk daripada bebek lokal.
Salah satu ciri khas bebek ini adalah memiliki paruh hitam dan ukuran kepalanya cenderung lebih besar dibandingkan dengan bebek lokal seperti mojosari, kedu, dan turi bantul. Sementara itu, bebek lokal memiliki ciri khas produksi telur tinggi dan kualitas karkas yang rendah.
Hasil persilangan kedua bebek tersebut menghasilkan beberapa keunggulan seperti tahan dengan perubahan cuaca, cepat tumbuh besar, masa tumbuh besar sekitar 40—50 hari, memiliki karkas daging yang lebih banyak, empuk, dan tidak bau amis.
Keunggulan lain dari bebek ini adalah cocok dipelihara di halaman rumah berlahan terbatas, karena bebek ini tergolong “bandel” atau tahan stres. Bebek ini pun tahan terhadap penyakit. Sementara dari sisi rasa, daging bebek hibrida juga terkenal lebih gurih, seperti ayam kampung dengan tekstur yang lembut dan rendah kolesterol.
Syarat beternak bebek hibrida tidaklah rumit. Cukup menyediakan lokasi yang tidak bising dan tidak terlalu lembap. Lengkapi dengan perkandangan menggunakan atap teduh dan kombinasi atap transparan, serta pagar.
Ada juga kendala ataupun kelemahan beternak bebek ini. Kendala yang utama, bibit bebek ini dikendalikan oleh perusahaan pembibitan. Bibit atau DOD yang berkualitas pun tergolong langka. Urusan pakan bebek dari bekatul pun tergantung pada musim panen.
Dari sisi konsumen, terkait harga, harga daging bebek terpaut jauh dengan daging ayam. Kebanyakan orang masih memilih daging ayam broiler karena harganya yang lebih murah.