Pertanianku – Sifat petarung biasanya dimiliki burung pemakan daging atau serangga. Sementara burung pemakan biji atau buah lebih “kalem”. Namun, hal itu bukan sebuah kepastian. Burung pemakan buah atau biji pun bisa mempunyai sifat petarung, tergantung individunya. Hanya saja, berdasarkan kandungan kalori pakan, burung yang diberi pakan jangkrik, kroto, atau ulat hongkong biasanya lebih agresif dan tampil gacor dalam lomba.
- Murai batu. Sifat petarung menjadikan pemeliharaan murai batu dalam kandang komunal terbilang sulit. Walaupun demikian, banyak hobiis fanatik yang berhasil memelihara beberapa individu murai batu dalam satu kandang besar. Kelebihan cara itu adalah kemudahan breeding. Peternak tinggal menyiapkan wadah khusus untuk tempat betina bertelur dan mengeram.
- Kacer. Kacer mempunyai banyak kesamaan dengan kerabatnya, murai batu. Namun, kacer lebih sensitif. Kesalahan penanganan saat melatih, seperti terlalu memaksakan burung untuk berlaga dengan rivalnya, bisa membuat kacer trauma dan menjadi burung pendiam. Jika itu terjadi, perlu waktu lama dan pendekatan khusus sampai kacer melupakan traumanya. Kecermatan, pemahaman, dan kemampuan membaca watak burung menjadi faktor penting melatih kacer.
- Toet. Karakter dasar toet cenderung karnivora Di alam toet sering kali menangkap burung lain yang lebih kecil seperti pipit atau gereja, terutama anakan yang baru belajar terbang. Sifat karnivora itu menjadikan toet memiliki sifat petarung kuat secara alami.
Sumber: Buku Paduan Praktis Pakan Burung Ocehan