Pertanianku — Buah pepino sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun lalu dan pusat budidayanya berada di Lembah Moche, Peru. Penduduk di sana menjadikan buah ini sebagai objek dalam pembuatan berbagai kerajinan tangan dan seni.
Bentuk pepino seperti mentimun dengan tekstur kulit mirip terung. Kulit buah berwarna hijau dengan lekukan corak garis cokelat yang dapat berubah kekuningan saaat matang atau ungu berbintik putih dengan garis tua ungu. Berbeda dengan mentimun atau terung, isi atau daging buah pepino terasa lebih lembut dan mengandung kadar air yang tinggi.
Di Indonesia, buah pepino ini memiliki beberapa nama seperti buah husada dewa, melumber, melon pear, tree melon, dan mellowfruit.
Pepino merupakan buah yang berasal dari Belanda. Mulai ditanam di Indonesia pada zaman penjajahan dulu. Buah yang termasuk terong-terongan ini dapat tumbuh subur dan berkembang biak dengan baik jika ditanam di dataran tinggi. Meskipun demikian, buah ini juga dapat tumbuh di dataran rendah dengan perlakuan khusus. Berikut ini beberapa fakta menarik buah pepino.
Kandungan pepino
Berdasarkan penelitian laboratorium uji teknologi pangan dan hasil pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2005), buah ini memiliki kandungan asam, beta karoten, vitamin C, serta protein dan pati yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dari hasil penelitian ini pepino terbukti rendah lemak karena 95% kandungannya adalah air. Setiap 100 gram buah pepino mengandung vitamin C 25,1 mg, protein 0,6 gram, beta karoten 26,6 mg, dan asam 79,3 mg.
Rendah lemak
Pepino terbukti rendah lemak karena 95% kandungannya air. Setiap 100 gram mengandung protein 0,6 gram dan asam 79,3 mg. Dengan kandungan semua zat tersebut, pepino dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh.
Super fruit
Di Amerika Serikat, buah ini termasuk salah satu super fruit karena banyaknya manfaat yang terkandung di dalamnya. Pepino mengandung vitamin C dalam kadar yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk mengobati sariawan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan daya tahan tubuh.