Pertanianku – Cacing tanah merupakan hewan avertebrata yang hidup di tempat yang lembap dan tidak terkena matahari langsung. Kelembapan ini penting untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuhnya. Kelembapan yang dikehendaki sekitar 60—90%. Selain tempat yang lembap, kondisi tanah juga mempengaruhi kehidupan cacing, seperti pH tanah, suhu, aerasi, CO2, bahan organik, jenis tanah, dan suplai makanan. Di antara ke tujuh faktor tersebut, pH dan bahan organik merupakan dua faktor yang sangat penting. Kisaran pH yang optimal sekitar 6,5—8,5. Sementara itu, suhu ideal bagi cacing tanah dalam penelitian Yulipriyanto sekitar 21—30° C, sedangkan menurut penelitian Lee sekitar 0—35° C.
Cacing tanah yang digunakan untuk mempercepat proses pengomposan, sebaiknya cepat berkembang biak, memiliki kemampuan bertahan hidup dalam limbah organik, dan tidak liar. Dari beberapa persyaratan tersebut, jenis cacing yang cocok adalah jenis Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, dan Pheretima asiatica. Dari ketiga jenis cacing tersebut, jenis Lumbricus rubellus sudah banyak diternakkan di Indonesia. Sementara itu, dua jenis terakhir masih perlu diimpor.
Cacing tanah hidup dengan menguraikan bahan organik. Bahan organik ini menjadi bahan makanan bagi cacing tanah. Untuk memberikan kelembapan pada media bahan organik, perlu ditambahkan kotoran ternak atau pupuk kandang. Selain memberi kelembapan, pupuk kandang juga menambah karbohidrat, terutama selulosa, dan merangsang kehadiran mikroba yang menjadi makanan cacing tanah.
Sumber: Buku membuat pupuk secara kilat