Mengenal Hiu Kalabia yang Senang Berjalan Menyusuri Gelapnya Lautan

Pertanianku Hiu kalabia merupakan biota laut yang sering dikenal dengan nama hiu tokek atau hiu bambu karena motif pada tubuhnya bertotol-totol. Kalabia dapat ditemui di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Missol, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Hiu yang gemar berjalan di tengah gelapnya lautan ini telah masuk ke daftar merah Badan Konservasi Alam Internasional karena terancam punah dengan risiko rendah.

hiu kalabia
foto: Indonesia.go.id

Masyarakat setempat biasanya menyebutnya dengan hiu kalabia. Ukuran tubuhnya sangat beragam, mulai dari 20 cm hingga 70 cm. Hiu endemik ini memang tergolong hiu kecil sehingga bukan ancaman bagi manusia.

Kalabia dapat ditemui di daerah terumbu karang dengan kedalaman mulai dari dua meter dan memiliki permukaan berpasir atau berbatu. Dilansir dari Indonesia.go.id, penelitian yang dilakukan pada April 2020 menunjukkan bahwa pada radius 20 km di Misool ditemukan 58 ekor kalabia.

Hiu endemik ini sering terperangkap di jaring nelayan dan mampu merusak jaring agar bisa kabur. Oleh karena itu, nelayan sering kali membunuh kalabia agar tidak merusak jaring. Selain itu, kalabia juga sering diburu dari habitat aslinya untuk dijadikan ikan hias. Pasalnya, harga hiu ini terbilang tinggi di pasar internasional.

Kondisi tersebut akhirnya membuat Pemerintah Kabupaten Raja Ampat mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Larangan Penangkapan Ikan Hiu, Pari Manta, dan Jenis-Jenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Raja Ampat.

Upaya lain yang tengah dilakukan untuk menjaga populasi hiu kecil ini adalah menjaga kelestarian terumbu karang dan padang lamun yang dijadikan sebagai tempat pemijahan hiu berjalan. Kondisi terumbu karang yang sehat dapat mendukung perkembangan hiu tersebut karena kawasan tersebut dapat menyediakan banyak mangsa untuk kalabia.

Hiu kalabia menyukai udang, kepiting, ikan kecil, moluska, siput, dan cumi yang kerap bersembunyi di balik terumbu karang.

Hiu ini kerap mengendap-ngendap keluar dari persembunyiannya di balik terumbu karang pada malam hari. Hiu kalabia akan menggunakan kedua sirip di dadanya untuk berjalan merangkak di dasar lautan yang berpasir atau berbatu.

Faktanya, kalabia tidak bisa berenang menyeberangi lautan yang dalam. Oleh karena itu, hiu berjalan ini merupakan biota endemik. Kalabia mudah dijumpai di perairan dengan kedalaman dasar laut sekitar 2 hingga 5 meter.