Pertanianku — Ikan baung merupakan ikan lokal yang sering diburu oleh masyarakat karena memiliki nilai jual tinggi. Perburuan tersebut menimbulkan kekhawatiran populasi ikan di habitat aslinya. Oleh karena itu, ikan endemik ini mendapat perhatian langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan agar habitatnya tetap lestari dan stok populasinya tidak menurun.

Ikan baung (Hemibagrus nemurus) tak hanya terkenal di pasar dalam negeri, ikan ini juga terkenal di wilayah Asia Tenggara. Di Asia, ikan ini terkenal dengan nama green catfish. Nama lokal ikan ini cukup beragam seperti singal, sengal, sengah, tenggah, niken, siken, tiken, bato, baung putih, kendinya, baung, dan duri.
Kualitas daging ikan yang baik membuat harga jual ikan lebih tinggi dibanding ikan air tawar lainnya. Harga jual ikan endemik ini dinilai lebih menjanjikan dibanding ikan air tawar lainnya. Modal yang dibutuhkan untuk budidaya ikan baung sekitar Rp63,5 juta dan biaya operasional pembesaran ikan dari benih berukuran 3 inci sekitar Rp47,6 juta.
Dengan asumsi tingkat kelangsungan hidup 80 persen dan FCR 2, untuk kolam 1.500 m2 berkapasitas 5.000 ekor benih bisa menghasilkan 4.000 ekor atau setara 1,8 ton. Saat ini harga ikan baung rata-rata sekitar Rp40.000 per kg.
Ikan ini memiliki bentuk tubuh mirip seperti ikan lele, tetapi kecepatan pertumbuhannya terbilang lambat. Ikan ini memerlukan waktu selama 8—10 bulan untuk tumbuh mencapai ukuran konsumsi, sekitar 300 gram per ekor.
Ada beberapa jenis ikan baung yang bisa ditemui di Indonesia, yakni baung kuning, baung tageh, dan baung putih.
Tubuh ikan baung kuning umumnya berwarna polos cokelat kekuningan. Terdapat garis memanjang di tengah sisi tubuh berwarna krem atau kekuningan. Kepala ikan ini agak memipih datar dan lebar. Beberapa sungai ditemukannya ikan ini antara lain Sungai Cianten, Cidurian, Cikeas, Ciliwung, Citarum, Cisokan, dan Cimanuk.
Sementara itu, ikan baung putih, rata-rata panjangnya mencapai 20 cm. Ikan ini dikenali dengan ciri sirip lemak yang pendek dan pangkal sirip lemak memiliki panjang kurang dari setengah jarak sirip punggung ke sirip ekor.
Sirip punggung baung putih memiliki duri lunak. Jika siripnya terkembang, akan tampak seperti gigi gerigi yang meruncing pada bagian tersebut. Kepala baung agak memipih datar dan lebar. Baung putih dapat ditemui di sungai-sungai daerah Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Semenanjung Malaya.
Adapun baung tageh banyak tersebar di Pulau Jawa. Ikan ini sering dikenal dengan nama ikan bawon dalam bahasa Betawi. Panjang tubuh ikan baung tegeh maksimal mencapai 38 cm, tapi umumnya kurang dari itu. Warna tubuh relatif seragam tanpa bintik atau bercak hitam. Kepala baung tageh memipih dan datar dengan tubuh memipih tegak.