Pertanianku — Pada sistem budidaya tomat, terdapat dua jenis pemupukan yang harus dilakukan, yakni pupuk dasar dan pupuk tambahan. Pupuk dasar, yaitu pemberian pupuk organik atau disebut juga pupuk kandang serta pupuk anorganik sebelum masa penanaman tomat. Pupuk kandang yang bisa digunakan antara lain kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, kuda, itik, juga puyuh.
Pemupukan dasar (sebelum tanam)
Setelah bedengan selesai dibuat pada lahan, berikan pupuk dasar 4 kilogram urea/ZA + 7,5 kilogram TSP + 4 kilogram KCL per 1.000 m2 di atas bedengan yang dibuat. Aduk dan ratakan dengan tanah. Jika memakai pupuk majemuk NPK (15:15:15) dosis sekitar 20 kilogram per 1.000 m2 dicampurkan rata dengan tanah tepat di atas bedengan. Biarkanlah selama 5—7 hari sebelum masa tanam.
Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pula pupuk organik cair yang memiliki kandungan kalium tinggi ketika tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan tiap minggu. Harus diperhatikan pula, pupuk organik cair harus dilarutkan lebih dulu, yaitu sekitar 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air.
Penting diingat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi dari 2 persen. Selain itu, bisa juga ditambahkan pupuk kandang ataupun kompos setelah tanaman berusia 2—3 minggu dengan dosis kurang lebih satu gengaman tangan per tanamannya.
Untuk budidaya tomat yang non-organik, pada usia satu minggu berikanlah campuran urea dengan KCl dalam perbandingan 1:1 sebanyak 1—2 gram per tanamannya. Setelah umur 2—3 minggu, berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanamannya.
Pada umur lebih dari 4 minggu jika tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garam per tanamannya. Pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman tersebut. Berikanlah jarak 5—7 cm dari tanaman.