Pertanianku — Burung sriti termasuk mudah beradaptasi dengan suhu dan tempat bersarang. Burung ini tak memerlukan tempat yang sepi, seperti gua alam, rumah kosong, dan kolong jembatan. Sriti tetap mampu berkembang biak meski berada di tempat yang terang dan ramai. Masih banyak karakteristik unik burung sriti yang perlu Anda ketahui seperti berikut.
Bisa terbang jauh
Sriti mampu terbang jauh selama berjam-jam tanpa henti. Hal ini dikarenakan tubuhnya ringan, kaki yang lemah, dan konstruksi sayap yang kuat sehingga dapat beristirahat sambil melayang di udara. Sifat ini sangat menguntungkan sriti untuk mencari pakan dengan jarak radius 40 km, terutama pada musim kemarau saat pasokan serangga menurun.
Tidak suka bau kotoran
Si kecil sriti tidak begitu suka dengan bau kotoran sekalipun itu kotorannya sendiri. Burung ini senang menjaga kebersihan. Sejak dari menetas, sriti selalu mengeluarkan kotorannya di luar sarang sehingga sarang sriti bebas dari kotorannya.
Datang dan pergi sesuka hati
Sriti terkenal sebagai burung yang bebas karena burung ini bisa datang dan pergi semaunya. Bila ingin melihatnya, Anda bisa menyediakan tempat untuk berkembang biak. Namun, ketika sriti sudah merasa tidak nyaman, burung ini akan pergi mencari tempat lain.
Cara memangsa
Sriti makan dengan cara menyambar. Cara ini sama seperti walet karena jenis pakannya adalah serangga yang beterbangan di atas pucuk dedaunan, persawahan, areal peternakan, dan tempat pembuangan sampah. Cara minumnya pun sama, yakni menyambar air di kolam, air sungai, rawa, dan butiran air hujan.
Perkawinan
Perkawinan terjadi apabila sriti betina merasa cocok dengan pasangannya. Sriti kawin dengan tiga cara. Perkawinan pertama dilakukan saat sriti terbang di udara terbuka pada siang hari. Perkawinan kedua pun terjadi pada siang hari, tetapi di dalam ruangan. Sementara itu, perkawinan ketiga dilakukan pada malam hari di papan sirip. Perkawinan dengan tiga cara tersebut dilakukan oleh sriti agar pembuahan terjadi dengan benar.
Membangun sarang
Waktu pembuatan sarang saat musim hujan lebih cepat daripada musim kemarau karena pada musim kemarau, pakan yang tersedia relatif sedikit. Ketika musim kemarau, untuk membuat sarang dibutuhkan waktu 3 bulan, sedangkan saat musim hujan hanya 1,5 bulan.