Pertanianku — Cabai rawit terkenal sebagai pemberi sensasi pedas karena mengandung capsaicin yang cukup tinggi. Permintaan cabai rawit tergolong bagus. Namun, produksi cabai rawit masih sering terhambat oleh berbagai faktor sehingga tingkat produktivitasnya masih rendah. Salah satu upaya memperbaiki tingkat produktivitas adalah menggunakan varietas unggul seperti cabai rawit Prima Agrihorti.

Varietas cabai rawit Prima Agrihorti resmi dirilis pada 2015 oleh Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Varietas ini dirilis berdasarkan SK 112/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2015.
Cabai unggulan ini merupakan hasil seleksi dari populasi R29. Tanamannya dapat tumbuh hingga setinggi 98,25 cm sampai 136,59 cm. Bagian penampang batang berbentuk bulat, Adapun diameternya sekitar 1,01–2,50 cm dan warna batangnya hijau. Daun cabai rawit Prima Agrihorti berbentuk ovate dengan ukuran panjang 12,84–22,60 cm dan lebar 6,13–9,40 cm. Daun tanaman berwarna hijau.
Cabai rawit Prima Agrihorti sudah bisa dipanen pertama kali pada umur 115–149 hari setelah tanam. Buah yang dihasilkan berbentuk elongate dengan ukuran panjang buah mencapai 5,88–6,85 cm dan berdiameter 1,00–1,27 cm.
Buah cabai yang masih muda berwarna kuning kehijauan, setelah tua warnanya berubah menjadi merah. Tebal kulit cabai rawit besutan Balitsa ini sekitar 0,8–0,9 mm. Bentuk biji yang terdapat di bagian tengah buah ialah gepeng atau pipih dan berwarna kuning jerami.
Keunggulan dari varietas cabai rawit Prima Agrihorti adalah daya hasil tinggi dan pedas. Rasa pedas Prima Agrihorti mencapai 980 ppm/0,098 persen. Bobot satu buah cabai berkisar 2,1–3,2 gram.
Buah cabai yang disimpan pada suhu 19–23°C dapat bertahan selama 10–12 hari. Produktivitas rata-rata varietas cabai ini adalah 9,64–20,25 ton per hektare.
Varietas Prima Agrihorti mudah dikenali dari bagian pangkal buah yang berpundak dan bagian ujung buah yang tumpul. Varietas ini berpotensi dikembangkan secara komersial di dataran tinggi karena memiliki daya adaptasi yang baik di dataran tinggi.