Mengenal Lebih Dekat Cilantro Si Tanaman Aromatik

Pertanianku — Cilantro terkenal sebagai salah satu bumbu aromatik yang sering digunakan oleh para koki untuk menambah aroma dan rasa pada masakan. Bumbu aromatik ini berbentuk dedaunan dengan aroma khas serta tekstur batang yang renyah dan berair. Mungkin bagi Anda yang jarang masak atau baru belajar masak akan bingung dengan tanaman ini. Oleh karena itu, simak ulasan lebih jelas mengenai cilantro berikut ini.

cilantro
foto: Pixabay

Dilihat sekilas dari bentuknya, tanaman aromatik ini mirp seperti seledri sehingga banyak orang yang menyangka cilantro adalah seledri. Tanaman bumbu masakan ini masih bersaudara dengan seledri, peterseli, jinten, dan adas. Rasanya sangat kuat dan bisa dimakan, tetapi tidak ada orang yang kuat memakannya dalam jumlah banyak sekaligus karena aroma pada daun ini terbilang sangat kuat.

Bahkan, ada beberapa orang yang kurang menyukai rasa dan aroma pada rempah-rempah ini. Sebagian orang menyebut rasa tanaman aromatik ini mirip seperti sabun, deterjen, bahkan semut.

Cilantro merupakan bahasa Spanyol yang merujuk pada daun dan batang tanaman dari Corinadnrum sativum. Dalam bahasa Indonesia, tanaman aromatik ini lebih sering disebut dengan sebutan daun ketumbar.

Banyak orang menganggap cilantro itu coriander, padahal coriander sendiri merupakan penyebutan untuk biji bunga dari tanaman Coriandrum sativum yang sudah dikeringkan. Mungkin orang Indonesia akan lebih akrab dengan nama ketumbar atau biji ketumbar.

Daun ketumbar memang terbilang kurang populer untuk kuliner Indonesa, tetapi tanaman aromatik ini sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu pada berbagai kuliner khas Tiongkok. Fungsinya hampir mirip seperti daun parsley yang digunakan sebagai dressing atau taburan di atas makanan dalam bentuk mentah.

Selain digunakan sebagai penambah aroma pada masakan, cilantro juga berkhasiat sebagai obat herbal. Tanaman ini bisa menjaga kesehatan penderita diabetes, mencegah penyakit bawaan, menjaga fungsi otak, dan mengontrol tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa bioaktif di dalamnya, seperti flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin.