Mengenal Lebih Dekat Ikan Kayu

Pertanianku — Apa yang terlintas di dalam benak Anda ketika mendengar ‘ikan kayu’, spesies ikan atau kerajinan tangan yang terbuat dari kayu? Ikan kayu merupakan nama dari olahan ikan yang berasal dari Aceh.

ikan kayu
foto: https://dkp.acehprov.go.id/

Ikan kayu juga sering disebut sebagai eungkot keumamah atau keumamah. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat ikan ini adalah ikan tongkol atau cakalang.

Kuliner tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Tak heran, para pejuang kemerdekaan menyukai olahan makanan tersebut. Selain gurih dan pedas, ikan kayu dapat bertahan cukup lama sehingga mudah dibawa ke mana saja.

Seiring berjalannya waktu, kuliner tersebut menjadi hidangan wajib pada acara kenduri atau hajatan masyarakat setempat. Anda bisa dengan mudah mendapatkan menu makanan tersebut di daerah Aceh.

Ikan kayu dibuat dengan mengeringkan ikan tongkol selama beberapa hari hingga kandungan airnya menghilang. Sekilas, tekstur dan tampilan daging ikan tongkol yang sudah dikeringkan mirip seperti kayu. Oleh karena itu, kuliner ini dinamakan dengan ikan kayu.

Mula-mula, ikan tongkol dibersihkan isi perutnya dan dibuang bagian kepalanya. Selanjutnya, ikan direbus ke dalam air yang sudah dicampurkan garam. Ikan direbus hingga setengah masak.

Selanjutnya, ikan diangkat dari tempat perebusan dengan wadah kayu, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering, daging ikan dibelah menjadi dua untuk menghilangkan tulangnya. Tak jarang, banyak pembudidaya yang membelah daging ikan menjadi 3—4 bagian agar lebih mudah saat pencabutan tulang. Proses pengeringan juga bisa dilakukan di atas tungku, ikan dikeringkan sampai berubah warna menjadi kekuningan atau cokelat kekuningan.

Setelah selesai dicabut tulangnya, ikan kembali dijemur dengan cara diikat menggantung pada seutas kawat yang terbentang seperti jemuran. Hal ini sangat berguna untuk mengeluarkan air dari dalam tubuh ikan. Penjemuran ini berlangsung selama 3 hari atau bergantung pada kondisi terik matahari.

Proses penjemuran membuat daging ikan bertahan lebih lama, daya tahannya bisa mencapai berbulan-bulan. Oleh karena itu, para pejuang zaman dahulu sering membawa ikan ini sebagai bekal mereka karena praktis, tahan lama, dan tentunya sudah pasti bergizi.