Pertanianku — Usaha pembenihan udang windu dan vaname tidak hanya dapat dilakukan di tepi pantai, usaha ini juga bisa dilakukan di pedalaman. Asalkan, pengadaan air laut sebagai media untuk pembenihan bisa dilakukan. Pemijahan udang biasanya dilakukan pada malam hari. Telur udang yang keluar akan langsung dibuahi oleh spermatozoa, kemudian telur akan mengendap di dasar perairan.
Induk betina udang windu dapat menghasilkan telur sebanyak 250.000–1 juta butir, sedangkan udang vaname menghasilkan 100.000–250.000 butir telur. Udang vaname lebih toleran terhadap kualitas air dibanding udang windu. Umumnya, kualitas air yang cukup untuk pertumbuhan udang bersuhu 26–32C, kandungan oksigen terlarut 4–6 ppm, dan kadar amoniak kurang dari 0,1 ppm serta H2S kurang dari 0,05 ppm.
Kiat sukses pembenihan
Usaha pembenihan udang dapat berjalan lancar bila Anda menggunakan induk yang matang gonad. Pasalnya, induk tersebut bisa menghasilkan jumlah telur dengan kualitas yang optimal.
Pasangkan aerator selama pemijahan untuk menambah oksigen sehingga proses penetasan telur udang bisa berlangsung lebih mudah. Larva udang sebaiknya diberikan pakan alami. Pakan yang digunakan adalah artemia, pelet serbuk, flake, atau pelet dengan kadar protein 35–40 persen yang ditumbuk.
Wadah pembenihan
Pembenihan udang windu dan vaname dapat dilakukan di daerah pantai. Wadah yang dapat digunakan di antaranya bak permanen, seperti bak tembok dan bak fiberglass atau bak nonpermanen seperti bak papan yang dilapisi plastik atau terpal.
Pada wadah tersebut perlu diberikan aerator untuk menambah suplai oksigen dan water heater untuk menjaga stabilitas suhu.
Luas lahan yang dibutuhkan
Luas lahan yang diperlukan sekitar 100 m2. Pada lahan tersebut terdiri atas lahan untuk kolam induk seluas 20 m2, lahan untuk kolam pemijahan 20 m2, lahan untuk kolam penetasan dan pendederan 60 m2, serta lahan untuk kolam pakan alami 10 m2.
Untuk lahan kolam induk dibangun dua kolam berukuran 2 m × 4 m × 1 m. Lahan kolam pemijahan dibuat menjadi empat kolam berukuran 2 m × 3 m × 1 m. Adapun untuk lahan penetasan telur dan pendederan dibuat menjadi delapan kolam berukuran 2 m × 3 m × 1 m.