Mengenal Lima Jenis Jangkrik yang Sering Diternakkan

Pertanianku – Jangkrik merupakan serangga yang memiliki nilai komersil cukup tinggi. Jika Anda tertarik untuk menjalankan usaha ternak jangkrik, sebelumnya Anda harus lebih dulu mengetahui jenis-jenis jangkrik yang bisa diternakkan. Sebab, tidak semua jangkrik bisa diternakkan.

Di Indonesia sendiri jenis jangkrik terdiri atas ratusan jenis. Di antara ratusan jenis tersebut ada 5 jenis jangkrik yang umum dikenal di Indonesia. Kelima jenis tersebut sebagai berikut.

  1. Jeliteng (Grylfus bimaculatus)

Jangkrik jeliteng punya tubuh berukuran besar dan berwarna hitam legam agak mengkilat. Jeliteng jantan berwarna hitam pada seluruh bagian tubuhnya kecuali pangkal sayap depan berwarna kuning, sedangkan betinanya juga didominasi warna hitam tetapi kaki-kakinya berwarna kuning kecokelat-cokelatan dan warna kuning juga tampak pada pangkal dan pinggir sayap depan. Tubuh jeliteng jantan sangat kokoh, bunyinya nyaring dan mantap, gesit, serta pemberani. Jeliteng jantan biasanya banyak diminati orang untuk dipelihara karena bunyinya yang sangat nyaring atau digunakan untuk jangkrik aduan. Jeliteng betina tubuhnya halus dan suka terbang di malam hari. Kalau sedang musim kawin, biasanya mendatangi lampu yang menyala di rumah-rumah.

  1. Jerabang (Gryllus domesticus)

Jangkrik jerabang berukuran sama besarnya dengan jeliteng, tetapi warna tubuhnya merah bata dan juga agak mengkilat. Tubuh jerabang jantan sedikit kokoh, bunyinya juga nyaring tetapi agak ampang, dan tidak terlalu gesit dan kurang berani jika dibandingkan dengan jeliteng. Jerabang juga banyak diminati orang untuk dipelihara karena pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan dengan jenis jeliteng.

  1. Jangkrik upa (Gryllodes sigillatus)

Jangkrik upa berukuran kecil berwarna abu-abu dan putih pucat. Tubuh jangkrik upa agak pipih dan terlihat tidak kokoh. Jangkrik ini biasa tinggal di rumah, terutama di sela-sela batu bata yang berada di dapur dekat tungku. Ketika malam hari jangkrik upa juga bersenandung dengan suara yang halus. Makanannya adalah sisa-sisa makanan manusia termasuk butiran nasi (“upa”= bahasa Jawa). Oleh karena itu, disebut sebagai jangkrik upa. Jangkrik upa sangat mudah diternakkan, tetapi tidak banyak diminati karena ukuran tubuhnya kecil dan bentuknya tidak menarik serta kurang cocok untuk pakan burung berkicau karena mengeluarkan bau yang tidak sedap.

  1. Bering (Telegrylfus mitratus)

Bering berukuran sedang dan berwarna hitam agak buram. Bering jantan berwarna hitam pada seluruh bagian tubuhnya, sedangkan betinanya juga didominasi warna hitam, tetapi kaki-kakinya berwarna kuning pucat. Tubuh bering jantan terlihat tidak kokoh, bunyinya agak pelan, gesit, serta tidak suka berkelahi. Bering sangat banyak ditemui di daerah perladangan. Jenis ini juga seringkali diminati oleh peternak jangkrik pemula karena pemeliharaannya jauh lebih mudah dibandingkan dengan jeliteng ataupun jerabang. Bering juga suka terbang di malam hari, kalau sedang musim kawin biasanya mendatangi lampu yang menyala di rumah-rumah.

  1. Gangsir (Brachytrypes portentosus)

Gangsir merupakan jangkrik berukuran sangat besar dan berwarna hitam di seluruh bagian tubuhnya. Jangkrik ini memiliki tubuh yang kokoh, tetapi lamban bergerak. Kalah gesit bila dibandingkan dengan jeliteng, tetapi memiliki bunyi yang nyaring. Jangkrik ini mudah stres dan cepat mati. Menurut beberapa peternak burung berkicau, gangsir tidak baik untuk pakan burung karena tubuhnya mengandung zat yang memabukkan. Oleh karena itu, gangsir tidak diminati orang untuk diternakkan.