Mengenal Pestisida Alami, Pestisida yang Jarang Membunuh Hama

Pertanianku — Pestisida alami merupakan cara alternatif yang digunakan untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida ini terbuat dari bahan-bahan alami sehingga lebih ramah lingkungan karena tidak merusak atau menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu, pestisida ini tidak membahayakan tumbuhan, air, manusia, hewan, dan tanah di sekitarnya.

pestisida alami
Foto: Pixabay

Biasanya, petani mengambil ekstrak tanaman yang diyakini memiliki racun. Ekstrak tanaman tersebut dilarutkan di dalam air dan disemprotkan ke tanaman. Setelah perkembangan teknologi semakin canggih, saat ini tidak hanya tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi OPT secara ramah lingkungan, tetapi ada juga beberapa jenis bakteri, virus, dan jamur yang dapat mengendalikan OPT tanpa menyebabkan pencemaran atau kerusakan.

Umumnya, pestisida alami digunakan karena residu yang ditinggalkan lebih cepat terurai oleh komponen-komponen alami sehingga residu tersebut tidak akan menyebabkan pencemaran di air ataupun tanah. Selain itu, pestisida ini juga bersifat selektif. Artinya, senyawa yang ada di dalam pestisida hanya mematikan OPT jenis tertentu. Terakhir, pestisida ini sudah jelas aman bagi manusia, hewan mamalia, dan ikan.

Residu dari pestisida alami cepat menguap sehingga penggunaannya harus dilakukan pada waktu yang tepat. Selain itu, perlu dilakukan lebih sering untuk menunjang keberhasilan.

Sebelum menggunakan pestisida alami, Anda perlu tahu bahwa daya racun pestisida jenis ini rendah. Namun, penggunaannya juga perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak menyebabkan dampak buruk yang merugikan.

Pestisida alami terbagi menjadi tiga golongan, yakni pestisida nabati yang terbuat dari ekstrak tanaman/tumbuhan, pestisida biologi yang mengandung mikroorganisme, dan pestisida berbahan dasar mineral anorganik. Kandungan mineral anorganik terdapat di kulit bumi, biasanya berbentuk kristal, tidak mudah menguap, dan bersifat stabil secara kimia.

Pestisida ini berfungsi sebagai repelen, antifidan, mencegah OPT meletakkan telur dan menghentikan proses penetasan telur, racun saraf, mengacaukan sistem hormon dari dalam tubuh OPT, atraktan, serta mengendalikan pertumbuhan khamir (bakteri perusak tanaman).

Repelen adalah penolak kehadiran OPT karena memiliki bau yang menyengat. Sementara itu, antifidan adalah mencegah OPT memakan bagian tanaman yang sudah disemprot pestisida karena rasanya pahit dan pedas. Adapun atraktan adalah pengikat kehadiran OPT, fungsi ini bekerja untuk memancing OPT ke perangkap yang telah disediakan.