Pertanianku -Cara reproduksi seksual biasanya secara alami dan hanya terjadi sekali dalam setahun. Reproduksi seksual pada jamur, terutama jamur budi daya, memegang peran penting. Hal ini dikarenakan reproduksi tersebut salah satu mekanisme variabilitas yang dapat memunculkan strain-strain baru sehingga dapat dilakukan pemilihan untuk memperoleh jamur dengan kualitas yang lebih baik.
Reproduksi seksual dicirikan oleh percampuran dua inti sel yang sesuai (kompatibel). Proses reproduksi seksual fungi terdiri dari tiga fase, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Plasmogami adalah percampuran protoplas yang mendekatkan intidalam sel yang sama. Kariogami ialah bercampurnya kedua inti tersebut. Fase kedua ini berlangsung segera sesudah plasmogami, seperti fungi tingkat rendah atau baru sesudah beberapa waktu berselang, seperti fungi tingkat tinggi.
Dengan demikian, jamur yang tergolong fungi tingkat tinggi memiliki suatu fase yang disebut dikariotik, yaitu ada dua inti dalam satu sel yang sama. Fase terakhir disebut meiosis yang mereduksi jumlahkromosom diploid menjadi haploid kembali. Jamur juga memiliki kekhasan pola seksual untuk tiap jenisnya. Pola seksual beberapa jamur dapat dilihat pada Tabel 6.
Pola seksual bersifat homotalik jika mampu membentuk tubuh buah dari miselia yang berkembang dari spora tunggal, seperti Agaricus bisporus. Homotalik dapat primer jika melibatkan spora tunggal uninukleat. Homotalik sekunder jika melibatkan spora-spora dengan inti dua (dikarion) atau lebih. Pembentukan tubuh buah yang berasal dari penyatuan miselia kompatibel (miselium sekunder) yang masing-masing tumbuh dari spora tunggal (miselium primer) disebut pola seksual bersifat heterotalik, seperti Agaricus bitorquis. Heterotalik dapat bersifat unifaktorial jika mating systemnya, yaitu sistem penyatuan sel-sel yang kompatibel, melibatkan satu faktor kompatibilitas. Sementara itu, jikamelibatkan dua faktor kompatibilitas, heterotaliknya bifaktorial.
Sumber: Buku Panduan Lengkap Jamur
