Pertanianku – Daerah asal tanaman salak tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini banyak terdapat di Jawa bagian barat daya dan Sumatera Utara. Kemudian menyebar ke Mulucca, Papua New Guinea, Filipina, Queensland (Australia), dan Kepulauan Fiji. Nama ilmiah salak adalah Salacca edulis reinw.
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mogea, S. Magnifera JP Mogea, S. minuta, S. Multiflora, dan S. romosiana. Selain salak tersebut, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphii Wallich ex. Blume yang juga disebut S. Wallichiana C. Martus yang disebut rakum atau kumbar. Jenis salak ini sangat populer di Thailand sebagai pembuat rasa asam segar pada masakan. Kumbar tidak berduri, bunganya berumah dua (dioecius), dan tangkai tandan buah panjang sekali.
B. Sifat botani
Salak termasuk tanaman monokotil (berkeping biji tunggal). Tanaman salak disebut pula snake fruit dan bersifat merumpun. Pada batang di bawah tanah tumbuh tunas anakan.
- Daun dan cabang
Salak memiliki daun panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa (yang dapat dijadikan lidi). Seluruh bagian daun berduri tajam. Batangnya pendek, tetapi lama-kelamaan meninggi hingga 3 m atau lebih. Batangnya yang kecil akan roboh karena tidak mampu membawa beban mahkota daun yang terlalu berat. Tanaman salak hanya mempunyai akar serabut, tidak berakar tunggang.
- Bunga
Bunga salak ada tiga macam, yakni bunga betina, jantan, dan campuran (sempurna). Bunga jantan terbungkus oleh seludang (spandex) dengan tangkai panjang. Di perkebunan salak, bunga jantan sering dijual di pasar sebagai sumber pejantan. Bunga betina terbungkus oleh seludang dengan tangkai pendek. Bunga (seludang) muncul dari ketiak pelepah daun.
Di Indonesia dikenal tiga macam pohon salak dalam satu varietas atau kultivar, yaitu sebagai berikut.
- Salak sempurna campuran (tipe A)
Pohon salak jenis ini mempunyai seludang bunga jantan dan seludang bunga sempurna (hermafrodit) yang seluruhnya fertil, misalnya salak bali. Dengan demikian, kemungkinan besar tanaman menyerbuk sendiri (self pollination).
- Salak betina (tipe B)
Pohon salak betina mempunyai seludang bunga jantan rudimenter (tumbuh kerdil). Sementara itu, bunga jantan dari seludang bunga sempurna rudimenter pula. Dengan demikian, yang tampak hanya bunga betina saja.
- Salak jantan (tipe C)
Pohon salak jantan hanya mempunyai seludang jantan yang fertil. Sementara itu, bunga betina pada seludang bunga sempurna termasuk rudimenter. Dengan demikian, yang tampak hanya bunga jantan saja. Tipe salak B dan C di antaranya banyak terdapat pada salak swaru, pondoh, dan condet. Bunga salak menyerbuk silang dengan perantara (polinator) berupa kumbang moncong Curculinoid sp, tetapi di luar negeri dikenal pula perantara lain yang disebut Nodocnemis sp.
- Buah
Setiap buah salak mempunyai tiga bakal biji yang dibungkus daging (sarcotesta) yang lunak dan enak dimakan. Namun, yang menjadi biji besar sempurna antara 1—2 butir. Sarcotesta dibalut oleh selaput tipis tidak tembus air dan transparan (tembus cahaya).
Kulit buah salak berupa sisik berbentuk segi tiga, berwarna kuning hingga cokelat kehitaman. Ujung kulit buah tumpul hingga meruncing berbentuk kerucut. Ujung buah melekat pada tangkai tandan. Setiap tandan terdiri dari 15—40 buah. Bijinya keras. Setelah matang, buah berwarna kuning hingga kehitaman. Namun, bijinya tidak dapat disimpan lama (tidak boleh lebih dari dua minggu). Bila disimpan lama atau terlalu lama terkena sinar matahari, embrionya akan mati (tidak mampu tumbuh).
- Akar
Akar serabut tanaman salak banyak dan kuat sekali. Akarnya dapat tumbuh dangkal hingga dalam.
B. Kegunaan
Buah salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun, tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun. Daunnya rapat sekali dan berduri tajam.
Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah