Pertanianku – Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara oleh peternak seperti ternak kambing. Di Indonesia, domba dikelompokkan menjadi tiga, yaitu domba ekor tipis (Javanese thin tailed), domba ekor gemuk (Javanese fat tailed), dan domba priangan atau dikenal juga sebagai domba garut. Domba ekor tipis merupakan domba yang banyak terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini termasuk golongan domba kecil dengan berat potong sekitar 20—30 kg (Salamena, 2003).
Domba ekor gemuk banyak terdapat di Jawa Timur dan Madura, serta pulau-pulau di Nusa Tenggara. Di Sulawesi Selatan, dikenal sebagai domba Donggala. Tanda-tanda yang merupakan karakteristik khas domba ekor gemuk adalah ekor yang besar, lebar, dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil tidak berlemak. Warna bulu putih, tidak bertanduk. Bulu wolnya kasar. Domba ini dikenal sebagai domba yang tahan terhadap panas dan kering. Bentuk tubuh domba ekor gemuk lebih besar daripada domba ekor tipis. Domba ini merupakan domba tipe pedaging, berat jantan dewasa 40—60 kg, sedangkan berat betina dewasa 25—35 kg.
Tinggi badan jantan dewasa 60—65 cm, sedangkan betina dewasa 52—60 cm (Salamena, 2003). Domba priangan terdapat di Priangan, yaitu di Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Domba ini dipelihara khusus untuk diadu. Domba priangan bertubuh besar, dahi konveks, tanduk yang jantan besar dan kuat, melingkar seperti spiral. Domba ini diduga dihasilkan dari persilangan domba Merino dan domba Cape dengan domba lokal sekitar tahun 1864. Pada domba Priangan, kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga. Domba ini sudah terkenal sebagai salah satu domba yang mempunyai angka reproduktivitas tinggi di dunia (Salamena, 2003).
Domba perlu diberi pakan yang mengandung zat makanan antara lain energi, protein, dan mineral. Kebutuhan nutrisi untuk ternak domba per hari dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengembangan penyediaan protein hewani yang berasal dari ternak pedaging perlu mendapat perhatian karena permintaan daging di dalam negeri sampai saat ini belum dapat dipenuhi. Kendala yang sering dijumpai antara lain masih rendahnya produktivitas ternak akibat pakan yang kualitasnya rendah yang berkaitan dengan ketersediaan sumber hijauan, khususnya selama musim kemarau, sehingga perlu diupayakan alternatif hijauan pengganti yang murah, mudah didapat, dan tersedia.
Peternakan domba sangat berpotensi untuk dikembangkan, selain produk utama dari peternakan tersebut adalah daging yang diharapkan dapat mencegah penurunan pasokan sumber protein hewani. Sayangnya, peternakan domba sangat bergantung pada produktivitas hijauan yang produktivitasnya bersifat musiman.
Sumber: Buku Teknik Buatan Pakan Ternak