Pertanianku – Sekelompok warga di Dusun Batikan, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung–Jawa Tengah, sangat antusias dalam merawat ternak. Di sanalah ayam elba terpusat. Ayam elba merupakan ayam kampung petelur yang produktivitasnya melebihi ayam arab. Hampir setiap rumah di daerah tersebut memelihara ayam elba sekitar 100—300 ekor. Bahkan, untuk yang sudah menerapkan sistem intensif, jumlah yang dipelihara sudah mencapai 1.000—2.000 ekor.
Ayam elba merupakan ayam yang sangat produktif karena dari 100 ekor yang dipelihara mampu menghasilkan 80—85 butir telur per hari. Telur ayam elba memiliki bobot 58—62 g atau rata-rata 60 g/butir. Setara dengan 1 kg yang berisi 17 butir telur. Cangkang telurnya berwarna putih. Sementara itu, telur ayam buras lokal ukurannya lebih kecil lagi, terutama dilihat dari bobotnya, yaitu 35—45 g/butir.
Ayam elba memiliki paruh, kulit, cakar, dan jari berwarna kuning. Jenggernya tunggal dan berwarna merah. Warna bulunya bermacammacam seperti ayam kampung, meskipun pada umumnya berwarna merah dan putih. Daun telinga berwarna putih atau perak. Cakar tidak berbulu. Jengger dan pial relatif lebar. Bobot dewasa ayam elba betina hanya 1,1 kg; sedangkan jantannya 1,3 kg.
Di daerah asalnya, Jeddah, ayam elba memiliki kebiasaan mengerami telurnya. Namun, ketika dibawa di Indonesia kebiasaan tersebut hilang. Mungkin hal itu terjadi karena faktor iklim dan lingkungan sekitar sehingga menyebabkan kebiasaan tersebut menghilang.