Mengenal Sistem Pencernaan Kelinci

Pertanianku – Kelinci termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat-serat dengan baik. Binatang ini memfermentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum, yaitu bagian pertama dari usus besar. Kapasitas terbesar (50%) dari saluran pencernaan kelinci berada di sini.

Sistem Pencernaan Kelinci

Sekitar umur tiga minggu, kelinci mulai mampu mencerna kembali kotoran lunaknya yang berasal dari anus tanpa proses pengunyahan. Proses ini disebut caecotrophy. Kotoran lunak tersebut terdiri atas konsentrat bakteri yang dibungkus oleh mukosa (seperti lendir). Walaupun memiliki ukuran caecum yang besar, ternyata kemampuan kelinci dalam mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan tidak sebanyak seperti pada ternak ruminansia murni. Daya cerna kelinci terhadap hijauan hanya berkisar 10%.

Belum ada alasan yang pasti mengapa kelinci memiliki kemampuan rendah untuk mencerna serat kasar. Salah satu penyebabnya kemungkinan berhubungan dengan waktu “transit” bahan-bahan berserat dalam saluran pencernaan yang relatif cepat. Hal ini berbeda dengan proses pencernaan pada ternak ruminansia. Pada ternak ruminansia, serat kasar hijauan justru memperpanjang waktu penahanan pakan dalam saluran pencernaan.

Penahanan tersebut tidak terjadi pada kelinci karena tidak memiliki rumen. Komposisi kotoran lunak sangat berbeda dengan kotoran keras yang dikeluarkan oleh kelinci. Kotoran lunak diseliputi oleh mukosa, mengandung sedikit bahan kering (31%), tetapi mengandung protein dalam jumlah tinggi (28,5%). Di samping itu, kotoran lunak juga mengandung banyak vitamin B. Sementara itu, kotoran keras mengandung 53% bahan kering dan 9,2% protein.

Populasi mikroba yang terdapat dalam caecum sangat aktif memanfaatkan nitrogen dari urea darah yang memasuki caecum. Protein mikroba ini menyumbang protein kotoran lunak dalam jumlah besar. Kelinci sapihan dengan berat 1 kg menghasilkan 28,0 g kotoran lunak yang mengandung 3,0 g protein setiap hari. Dari 28,0 g kotoran lunak tersebut, terkandung 0,35 g nitrogen yang berasal dari bakteri atau setara dengan 1,30 g protein.

 

Sumber: Buku Kelinci Potong