Pertanianku – Hal yang menarik dari ayam elba adalah produksi telurnya tinggi, yaitu mencapai 300 butir per tahun dan tidak mengeram. Penampilan ayam elba sangat cantik sebagai ayam hias di pekarangan rumah karena bentuknya langsing dan warna bulunya menarik. Selain itu, sifatnya lincah, rajin bergerak, dan gemar bercengkerama.
Nama elba sebenarnya merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada Lala Setiawan. Lala adalah orang yang menjadi cikalbakal keberadaan ayam ini di dusun tempat tinggalnya. Jadi, ‘el’ dari elba diambil dari huruf awal Lala, yaitu ‘L’. Sementara itu, ‘ba’ diambil dari nama dusun tempat tinggalnya, yaitu Batikan.
Ayam ini memiliki paruh, kulit, cakar, dan jari berwarna kuning. Jenggernya tunggal dan berwarna merah. Warna bulunya bermacammacam seperti ayam kampung, meskipun pada umumnya berwarna merah dan putih. Daun telinga berwarna putih atau perak. Cakar tidak berbulu. Jengger dan pial relatif lebar. Bobot dewasa ayam elba betina hanya 1,1 kg; sedangkan jantannya 1,3 kg.
Produktivitas ayam ini lebih unggul dari ayam arab dan buras petelur lokal. Jika ayam arab memiliki produktivitas mencapai 50—60% dari populasi, ayam elba bisa lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 80—85%. Ayam elba sebagai petelur mampu menghasilkan 300 butir telur per tahun, sedangkan ayam arab di Dusun Batikan hanya sekitar 200—235 butir per tahun. Bahkan, ayam buras lokal hanya mampu menghasilkan 100—125 butir telur per tahun.
Di daerah asalnya, Jeddah, ayam satu ini memiliki kebiasaan mengerami telurnya. Namun, ketika dibawa di Indonesia kebiasaan tersebut hilang. Mungkin hal itu terjadi karena faktor iklim dan lingkungan sekitar sehingga menyebabkan kebiasaan tersebut menghilang.
Sumber: Buku Ayam Elba Kampung Petelur Super