Pertanianku – Pada dasarnya suara kicauan cucakrawa tidak memiliki banyak variasi, dan vokal suaranya juga tidak terbentuk dengan baik. Kalau kita mau mengamati suaranya ibarat kalimat dengan kosakata yang tidak jelas tlung… tang… tling… tung.. Dengan variasi suara setidaknya 4—5 kicauan, tentunya sangat sedikit untuk ukuran burung berkicau kelas atas. Kalau dibandingkan dengan murai batu atau hwa mei yang memiliki lebih dari sepuluh variasi suara kicauan. Itu pun masih dimaster lagi dengan suara burung lain untuk isian suara kicauan tertentu agar kualitas kicauannya menjadi lebih baik. Semestinya memelihara cucakrawa jauh lebih mudah, karena pemasteran suara justru tidak diperbolehkan. Walau nyatanya tidak semudah itu. Sekalipun variasi suara yang dipunyai cucakrawa cukup terbatas. Namun, kalau variasi yang ada dikicaukan dengan baik kemudian dapat mengulanginya dalam tempo tinggi (cepat) dan terus berulang. Siapa pun yang mendengarnya pasti bisa merasakan nikmatnya mendengarkan suara kicauan cucakrawa kapan pun waktunya. Cita rasa suara kicauan cucakrawa belum ada yang mampu menandinginya. Sekalipun burung sekelas murai batu. Itu semua dikarenakan suaranya yang khas, dan kemurnian suara alamnya harus dipertahankan.
Adapun tuntutannya, bagaimana cucakrawa yang kita pelihara mampu menyuarakannya dengan suara lepas, lantang/ keras dan cepat seperti di alam bebas.
Sumber: Buku Agar Cucakrawa Rajin Berkicau