Pertanianku — Penonton setia Master Chef Indonesia pasti tidak asing dengan nama telur pitan, bentuknya sama seperti telur rebus umumnya, hanya warnanya berbeda, yakni cokelat pekat kehitam-hitaman tetapi bening, pada bagian tengahnya berwarna abu-abu gelap karena bagian kuning telur sudah terfermentasi. Tahukah Anda, telur ini juga disebut sebagai telur seribu tahun.

Telur pitan merupakan hidangan tradisional Cina dan menjadi hidangan khas Negeri Tirai Bambu tersebut. Telur ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, pertama kali disebutkan pada 1640, tetapi ada juga yang memprediksi telur pitan sudah ada sekitar 500 tahun lalu, tepatnya saat Dinasti Ming di Hunan.
Hingga saat ini asal-usul telur pitan memang belum diketahui secara pasti, tetapi eksistensinya sudah mendunia, termasuk di Indonesia.
Telur berwarna hitam ini dapat dibuat dari telur ayam atau telur bebek yang diawetkan dengan bahan-bahan alami. Pertama-tama, telur akan dilapisi dengan tanah liat alkali selama beberapa bulan. Setelah tanah yang menyelimuti telur sudah mengeras, bagian dalam telur akan berubah. Produsen telur pitan biasanya menambahkan garam, teh, abu kayu, sekam padi, atau kapur untuk menambah rasa pada telur.
Selama proses fermentasi berlangsung, bagian kuning telur akan berubah warna menjadi hijau gelap secara perlahan. Setelah itu, disusul bagian putih telur yang mulai berubah menjadi bening kecokelatan.
Warna hitam pada telur disebabkan oleh tanah atau lumpur yang menyelimutinya. Kandungan alkali di dalam tanah terbilang tinggi sehinggga mampu meningkatkan pH allias tingkat keasaman serta memecah komponen lemak dan protein di dalam telur.
Proses fermentasi tersebut menyebabkan kuning telur menjadi lebih creamy, sedangkan bagian putih telurnya bertekstur seperti jelly. Sangat berbeda dengan telur ayam atau bebek umumnya.
Selain tekstur dan warnanya, rasa telur ini juga berbeda dari telur biasanya. Bagian putih telur pitan tidak terasa aneh, tetapi bagian kuning terasa seperti tanah dengan bau ammonia dan belerang yang kuat.
Proses fermentasi tersebut dipercaya dapat meningkatkan kadar potein dan menurunkan kadar karbohidrat. Oleh karena itu, banyak orang beranggapan telur pitan lebih bernutrisi dari telur biasa. Namun, jangan coba-coba mengonsumsi telur yang sudah terfementasi ini secara langsung karena rasanya kurang sedap. Coba makan telur seribu tahun ini dengan acar akar jahe atau bubur nasi yang hangat.