Pertanianku — Teripang adalah fauna lautan yang juga dikenal dengan nama timun laut. Hewan ini tidak memiliki tulang belakang. Masyarakat umumnya mengonsumsi teripang sebagai salah satu olahan hewan laut.
Meskipun sering dianggap sama, ternyata teripang dan timun laut merupakan dua jenis yang berbeda. Timun laut merupakan kelompok yang lebih besar. Timun laut yang bisa dikonsumsi dikenal dengan nama teripang.
Timun laut tersebar di seluruh perairan dunia. Mulai dari samudera terdalam sampai zona pasang surut bisa dihuni oleh fauna bertubuh lentur ini. Dalam bahasa Inggris, timun laut dikenal dengan sea cucumbers atau holothurians. Sebutan ini disematkan karena timun termasuk kelas Holothuroidea.
Di seluruh dunia, setidaknya ada lebih dari 1.400 jenis timun laut. Di Indonesia, dikenal kurang lebih sebanyak 350 jenis timun laut. Sekitar 54 jenis di antaranya teripang atau bisa dikonsumsi.
Teripang merupakan hewan yang tidak mempunyai organ khusus. Ia tidak punya mata, hidung, mulut, ataupun alat gerak. Teripang hanya bisa meraba. Ia hidup di dasar perairan seperti di pasir, lumpur pasiran, ataupun dalam terumbu.
Teripang berperan penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistemnya. Ia merupakan pemakan deposit dan pemakan suspensi. Pada daerah terumbu karang yang masih baik, teripang bisa ditemui hingga 35 ekor per meter persegi.
Teripang sendiri biasa dikonsumsi. Bentuknya yang seperti ulat berukuran besar biasa dijajakan dalam bentuk segar ataupun sudah dikeringkan. Konsumsi teripang sering kali dikaitkan dengan berbagai khasiatnya untuk membantu meredakan berbagai jenis penyakit.
Indonesia sendiri pernah menjadi salah satu eksportir teripang terbesar di dunia, bahkan sebelum kemerdekaan. Pelanggan utamanya berasal dari Cina.
Setidaknya, ada empat jenis teripang yang paling laku di pasaran. Jenis tersebut adalah teripang putih (Holothuria scabra), teripang koro (Microthele nobelis), teripang pandan (Theenota ananas), dan teripang dongnga (Stichopu sp.).
Teripang putih memiliki harga yang paling tinggi. Harganya bisa mencapai ratusan ribu untuk satu kilogramnya. Di Sulawesi Utara, jenis teripang ini disebut sebagai teripang susu. Akibat tingginya permintaan, teripang ini pun kini semakin sulit ditemukan.