Mengenal Varietas Unggul Nila

Pertanianku – Seiring dengan berkembangnya budidaya ikan nila yang semakin luas, peluang penurunan mutu ikan secara genetik juga semakin besar. Hal itu mengingat ikan nila termasuk komoditas yang mudah dikembangbiakkan. Sejak dikenalkan pada tahun 1994, pertumbuhan harian ikan nila yang dipelihara di jaring apung sekitar 6 g per hari. Jadi, jika ikan nila yang ditebar berukuran 10 g dan dipelihara sekitar empat bulan, saat panen bobotnya dapat mencapai 700 g/ekor. Sementara itu, data terakhir di Waduk Cirata, ikan nila dengan ukuran tebar dan dipelihara dalam waktu yang sama, ternyata bobot panennya hanya mencapai ukuran 240—250 g/ekor. Dengan kata lain, hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan mutu genetik.

Varietas Unggul Nila

Menghadapi permasalahan tersebut, para pemulia ikan nila di Indonesia yang tergabung pada Pusat Induk Nila Nasional, mulai melakukan perbaikan-perbaikan genetik sejak tahun 2003. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan galur atau varietas unggul. Sejak saat itu, berbagai program pemuliaan ikan nila ditata dan dibuat standar operasional prosedur (SOP) pemuliaan sebagai pedoman untuk dilaksanakan bagi para pemulia ikan nila di Indonesia.

Beberapa produk yang telah dihasilkan dengan mengacu programprogram pemulian yang telah dibuat antara lain nila Nirwana (BBIWanayasa, 2006); nila JICA (BBAT Jambi, 2006); nila GESIT (BBAT Sukabumi,  2007); nila Jati Bulan (Umbulan, 2008); nila merah Larasati (Klaten, 2009);nila BEST (Balitkanwar Bogor, 2009); nila Salin (Sukamandi, 2011); serta nila Selabintana (Sukabumi 2011). Semua hasil pemuliaan ini mempunyaikelebihan tersendiri yang lebih baik dibandingkan dengan nila lokal yangsaat ini beredar di masyarakat.

Animo pembudidaya untuk menggunakan nila unggul hasilpemuliaan ini sangat besar. Nila Nirwana dan Nila BEST telah tersebar  hampir setiap provinsi di Indonesia. Begitu juga dengan nila merah Jati Bulan yang sudah banyak didistribusikan ke daerah Jawa Timur. Hal terpenting dari semuanya adalah kejelian para pembudidaya dalam memanfaatkan masing-masing jenis nila dan tergantung pula pada tujuan atau sasaran pasar. Dengan demikian, dapat dihasilkan keuntungan yang sesuai dengan perencanaan.