Pertanianku – Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan di antaranya salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali). Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada tiga perbedaan yang mencolok, yakni salak jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2—3 butir, salak bali Salacca amboinensis (Becc) mogea yang berbiji 1—2 butir, dan salak padang sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak tersebut mempunyai nilai komersial tinggi.
Agar tidak terjadi penyimpangan sifat (segregasi) sebaiknya menggunakan bibit unggul cangkokan. Dengan demikian, penyimpangan yang terjadi hanya karena pengaruh lingkungan (lokasi setempat).
Buah salak dapat dipanen setelah matang di pohon, biasanya berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober—Januari.
Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah