Mengetahui Kandungan Keong Mas untuk Pakan Ternak

Pertanianku – Keong mas bagi sebagian orang dianggap sebagai hama yang merusak tanaman. Seperti yang kita tahu memang keong mas seringkali menjadi masalah di lahan sawah dengan menyerang anakan padi yang baru berumur 10 hari. Hal ini sering membuat para petani merugi akibat ulahnya.

Ketika terjadi serangan keong mas sebesar 40% petani akan menanggung rugi karena produksi padi menurun, dari yang biasanya dapat panenan 6.000 kg GKP/ha merosot menjadi Rp3.600 kg GKP/ha.

Hama ini sanggup hidup hingga berumur 2—6 tahun, tiap telur keong mas berjumlah 200—800 butir dan menetas pada usia 8—14 hari.

Siklus telur keong mas cukup singkat sehingga hama tanaman ini dapat berkembang biak sangat pesat. Apabila tidak diimbangi dengan pengendalian hama yang intensif, bisa jadi keong mas akan sangat merugikan hasil panen padi.

Namun, dalam berbagai penelitian dilaporkan bahwa kandungan gizi keong mas cukup tinggi. Tepung daging keong mas mengandung protein sebesar 15,15%, lemak kasar 0,79%, Kalsium (Ca) 29,33%, dan phospos 0,13%. Sementara itu, cangkang keong emas mengandung protein 2,94%, lemak kasar 0,12%, Kalsium (Ca) 29,35%, dan phospos 0,19%.

Oleh karena itu, keong mas berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak. Penggunaan keong mas sebagai pakan ternak, tentunya disamping potensi gizi yang cukup mumpuni, juga dapat menjadi salah satu alternatif cara mengendalikan hama keong mas di lahan sawah padi.

Selain itu, tentunya menjadi nilai guna yang menguntungkan bagi usaha tani karena dapat mengurangi input pakan ternak pabrikan yang kini harganya cukup tinggi.

Melihat potensi tersebut, seorang peneliti BPTP yang ahli dalam bidang pakan ternak, Ni Luh Gede Budiari, S.Pt melakukan kegiatan penelitian dan pengkajian di lapangan untuk memanfaatkan keong mas menjadi sumber pakan ternak.

Proses pengolahan keong mas menjadi pakan ternak cukup sederhana, dalam penelitian ini tim peneliti BPTP bersama para petani menerapkan metode penepungan keong mas utuh. Caranya keong mas dikumpulkan dari lahan sawah, kemudian keong utuh direbus 15—20 menit, dilanjutkan dengan penumbukan hingga cangkang pecah, lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah kering, tumbukan digiling hingga terbentuk tepung dan siap dicampurkan bahan lain sebagai pakan ternak.