Menggunakan Nila Gesit Dalam Budi Daya

Pertanianku – Nama biasanya mewakili sifatnya. Begitu pula dengan nila Gesit. Oleh karena namanya, nila gesit memiliki gerakan yang lincah dan gesit, baik dalam memburu makanan maupun dalam menghindari gangguan predatornya. Sifat ini sangat penting dalam perkembangannya, terutama untuk pertumbuhan dan tingkat kehidupannya. Selain itu, nila gesit juga kuat dalam menahan pengaruh buruk lingkungan, terutama adanya penyakit.

Menggunakan Nila Gesit

Lincah, gesit, dan kuat memang sifat dari nila Gesit. Akan tetapi, nama “Gesit” sendiri sebenarnya adalah singkatan. Gesit merupakan kepanjangan dari Genetically Supermale Indonesia Tilapia. Nama itu diambil dari keadaan genetiknya, yaitu jantan super. Untuk menghasilkan nila Gesit, dibutuhkan perjalanan yang panjang, yaitu dengan menghabiskan waktu, tenaga dan biaya,

serta melalui proses rekayasa genetik. Selain itu, pertumbuhan ikan ini sangat cepat. Dalam waktu 5—6 bulan, nila ini sudah mampu mencapai bobot 600 g/ekor. Sementara itu, dalam jangka waktu yang sama, nila lokal hanya mampu mencapai bobot 400 g.

a. Sifat genetik dan keunggulan

Secara normal, nila betina memiliki kromosom XX, sedangkan jantan XY. Melalui rekayasa genetik atau set kromosom, nila jantan (XY) diubah menjadi YY. Kemudian jika dikawinkan dengan nila betina normal (XX), akan menghasilkan nila jantan (XY) hingga 96%. Sementara itu, jika pemijahan dilaksanakan secara normal, jantan yang dihasilkan hanya mencapai 65—70%.

Melalui rekayasa genetik dengan menggunakan nila yang berkualitas tinggi, nila Gesit memiliki kelebihan lain daripada nila jantan normal lainnya, yaitu sebagai berikut.

1) Pertumbuhan lebih cepat.

2) Dapat mencapai ukuran besar (3 kg/ekor).

3) Lebih respon terhadap pakan tambahan (komersial).

4) Lebih tahan terhadap fluktuasi lingkungan dan serangan penyakit.

5) Dapat hidup pada kadar garam tinggi.

b. Prosedur pemeliharaan induk

Mengingat tanda-tanda pada nila Gesit dan nila biasa memiliki kesamaan, pemeliharaan induk nila Gesit tidak boleh sembarangan, tetapi harus melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh PPIINN. Caranya adalah dengan memelihara benih nila berukuran 3—5 cm di dalam kolam khusus hingga mencapai ukuran 50 g atau sekitar 12—15 cm. Benih tersebut kemudian diseleksi dengan melihat ukuran yang paling besar dan memiliki bentuk tubuh normal.

Benih nila hasil seleksi tersebut diberi tanda dengan memotong sirip dada bagian kiri hingga pangkal sirip. Penandaan ini bertujuan agar tidak tertukar dengan nila biasa. Tanda ini tidak

akan mempengaruhi kehidupannya, baik pertumbuhan maupun keturunannya. Benih yang telah diberi tanda, dipelihara lagi di kolam pembesaran hingga mencapai ukuran calon induk, yaitu sekitar 300— 400 g.

c. Prosedur penggunaan induk

Tak hanya pemeliharaan benih, penggunaan induk nila Gesit juga tidak boleh sembarangan, tetapi harus melalui prosedur. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas, serta mendapatkan hasil maksimal. Penggunaan prosedur yang salah dapat berakibat buruk pada hasilnya. Cara memegang induk pun ada tekniknya, yaitu dengan memegang bagian kepalanya sambil melipat sirip punggung. Hal itu bertujuan agar tangan tidak terluka karena sirip nila cukup tajam. Selain itu, cara memgang induk seperti itu juga bertujuan agar induk tidak berontak ketika dipegang.

Induk nila gesit yang dikawinkan dengan induk betina normal harus memiliki perbandingan 1 : 3, yaitu induk nila Gesit jantan satu ekor dan induk nila betina tiga ekor. Prosedur tersebut akan menghasilkan 96% nila jantan.

 

Sumber: Buku 6 Jurus Sukses Pacu Pertumbuhan Nila Panen 60 kg per m