Pertanianku — Daun salam sering digunakan pada masakan Indonesia untuk memperkuat cita rasa serta menambah aroma masakan agar terasa lebih kuat dan segar. Daun ini termasuk kelompok bumbu dapur yang sangat sering dibeli. Namun, masih sedikit orang yang memahami salam punya banyak khasiat untuk kesehatan tubuh.

Daun salam memiliki beberapa nama lokal seperti ubar serai di Melayu, manting di Jawa, gowok di Sunda, dan maselengan di Sumatera. Nama Latin dari daun ini adalah Syzygium polyanthum,
Tanaman daun salam banyak ditemukan di daerah pegunungan dan hutan. Namun, tanaman ini juga sangat mudah tumbuh subur di pekarangan rumah atau kebun karena tanaman berakar tunggang. Salam termasuk tanaman yang sangat mudah dikembangbiakkan. Anda bisa memperbanyaknya dengan cara cangkok.
Pada pengobatan tradisional, salam sering digunakan sebagai obat sakit perut dan diare. Berdasarkan pengalaman yang diperkuat dengan bukti-bukti riset ilmiah, menunjukkan salam dapat menularkan efek hipoglikemik.
Selain itu, daun salam terbukti efektif menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah, serta mengobati sakit mag (gastritis), katarak, gatal-gatal (pruritus), kudis (scabies) dan eksim (eczema).
Khasiat daun salam dalam mengobati penyakit telah diperkuat oleh beberapa riset ilmiah. Riset yang dilakukan oleh Beni Warman dari FMIPA Universitas Andalas dan Retno Sudewi dari Universitas Gadjah Mada yang menyimpulkan fakta bahwa ekstrak daun salam berkhasiat pula menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri penyebab penyakit, seperti bakteri Escherichia coli, Vivrio cholera, dan Salmonella sp. Daya antibakteri yang terdapat di salam dapat digunakan untuk mengatasi serangan diare.
Daun salam juga terbukti mampu menetralkan efek mabuk setelah meneguk minuman beralkohol.
Bumbu dapur ini mengandung minyak atsiri, tannin, dan flavanoida. Bagian pohon yang dapat digunakan sebagai obat herbal antara lain daun, kulit batang, akar, dan buah.