Pertanianku — Pohon aren merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang banyak memberikan banyak manfaat. Salah satunya menghasilkan kolang-kaling, dan aren juga bisa diolah menjadi gula.
Naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace, yang menjelajah Pulau Sulawesi 150 tahun silam, dibuat takjub dengan manfaat pohon aren. Dalam bukunya, The Malay Archipelago (1869), Wallace mencatat, aren telah dimanfaatkan masyarakat Sulawesi untuk menghasilkan gula.
“Gula yang dihasilkan dari tumbuhan ini memiliki rasa manis luar biasa,” ungkap Wallace.
Sebagai bahan baku industri gula, aren memiliki keunggulan dibandingkan dengan tebu. Dari sisi produksi, tanaman aren bisa menghasilkan 25 ton gula per hektar per tahun. Adapun tebu rata-rata menghasilkan 14 ton gula per hektar per tahun.
Rendemen gula pada pohon aren juga lebih tinggi dibandingkan tebu, yaitu 12%, sedangkan tebu rata-rata hanya 7%. Selain itu, panen nira aren bisa dilakukan setiap hari, sedangkan tebu tidak.
Pohon aren juga merupakan sumber energi yang sangat menjanjikan. Aren dapat menghasilkan bermacam produk berbasis bioethanol. Nira aren dapat diubah menjadi bioetanol dengan bantuan fermentasi oleh bakteri ragi (Saccharomyces cereviseae), dimana kandungan gula (sukrosa) pada nira aren dikonversi menjadi glukosa kemudian menjadi ethanol.
Nira aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan baku bioethanol lainnya seperti singkong dan jagung (tanaman penghasil pati). Sebab, tahap yang dilakukan cukup satu tahap saja, yaitu tahap fermentasi. Sementara, bioethanol yang berasal dari tumbuhan berpati memerlukan tahap hidrolisis ringan (sakarifikasi) untuk mengubah polimer pati menjadi gula sederhana.
Rata-rata produksi nira aren sebesar 10 liter nira/hari/pohon bahkan pada masa suburnya untuk beberapa jenis pohon aren (aren genjah) satu pohon per hari dapat menghasilkan nira aren sebesar 40 liter.
Dengan kalkulasi sederhana, jika dalam satu hektare dapat tumbuh 200 pohon aren, dan tiap harinya disadap 100 pohon, maka dalam satu hari dapat menghasilkan nira aren sebesar 1.000 liter/ha/hari.
Dengan rule of thumb konversi glukosa menjadi ethanol sebesar 0,51 gram ethanol/g glukosa, bioethanol per hektare yang dapat diperoleh sebanyak 500 liter/hari.