Meningkatan Produksi Telur Ayam Melalui Pakan

Pertanianku – Pakan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas dan produksi telur. Ada beberapa strategi yang perlu dilakukan agar ayam petelur dapat berproduksi optimal dan berkualitas. Berikut beberapa strategi teknologi pakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkanproduksi telur.

panentelur

  1. Suplementasi lemak. Penambahan lemak dapat meningkatkan produksi telur, terutama musim dingin. Selain itu, penambahan lemak dapat menurunkan pakan yang dibutuhkan ternak.
  2. Pemenuhan kebutuhan mineral. Ayam petelur memerlukan sejumlah besar mineral, terutama kalsium (Ca) karena cangkang telur tersusun dari CaCO3. Penurunan kadar kalsium dalam ransum dapat menurunkan produksi telur dan menghasilkan cangkang telur yang kurang kuat. Selain kalsium, ayam petelur memerlukan mineral fosfor yang diperlukan untuk pembentukan cangkang telur.
  3. Pemenuhan kebutuhan vitamin. Ransum ayam petelur juga harus mengandung beberapa vitamin, terutama vitamin A, vitamin D, dan vitamin E. Vitamin A diperlukan untuk kesehatan mata. Ransum ayam petelur yang rendah kandungan vitamin A dapat menyebabkan gangguan mata, seperti keluarnya kotoran pada mata. Vitamin D pada ransum ayam petelur diperlukan untuk meningkatkan ketebalan cangkang telur dan meningkatkan produksi telur. Selain itu, Vitamin D berpengaruh pada daya tetas telur serta meningkatkan kekuatan otot dada dan kaki serta sayap. Adapun vitamin E diperlukan untuk meningkatkan daya tetas telur.

Sudah banyak sekali kajian terkait pakan yang dilakukan untuk meningkatkan performa ayam petelur. Beberapa kajian pakan yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur pun telah ada. Berikut beberapa contohnya.

  1. Pemberian tepung daun katuk sebesar 5% dalam ransum dapat menurunkan kolesterol telur. Hal ini diduga karena daun katuk mampu menghambat efek fisiologis dalam tubuh sehinggamenghambat sintesis cairan empedu. Sekresi cairan empedu yang menurun menyebabkan kecernaan lemak kasar dan penyerapan lemak menurun. Akibatnya, komponen-komponen lemak dan kolesterol menjadi berkurang. Daun katuk juga dapat meningkatkan kualitas warna kuning telur karena mengandung xantofil dan karoten yang berfungsi sebagai precursor (pro-vitamin) vitamin A dan sumber pigmen. Namun, menurut Ibrahim (2004), pemberian daun katuk belum dapat meningkatkan produksi telur secara nyata.
  2. Penambahan enzim, seperti enzim fitase sebesar 400 U/kg ransum dapat meningkatkan produksi telur. Sementara itu, penambahan mineral Zn (ZnO) sebesar 570 ppm dalam ransum meningkatkan berat telur. Hal ini dikarenakan adanya peran dari mineral Zn sebagai salah satu aktivator metalloenzim, yaitu enzim amino peptidasedan karboksil peptidase yang berperan dalam metabolisme protein (Jatmiko, 2004).
  3. Pemberian air rebusan daun sambiloto 7,5 ml dan 22,5 ml dapat meningkatkan produksi telur sebanyak 57,98% dan 69%. Hal ini dikarenakan daun sambiloto mampu mempercepat proses absorbsi zat makanan dalam usus. Hal ini terkait dengan senyawa bioaktif yang terdapat dalam sambiloto yang bersifat seperti sabun yang mampu membersihkan materi-materi yang menempel pada dinding usus. Akibatnya, dinding usus menjadi tipis dan meningkatkan permeabilitas dari dinding usus. Peningkatan absorbsi zat makanan oleh usus halus menyebabkan zat makanan dapat dimanfaatkan ayam petelur untuk memproduksi telur yang tinggi (Shatiti, 2004).
  4. Penggunaan minyak juga dapat mempengaruhi kualitas telur.Pembentukan kolesterol pada ransum yang menggunakan minyak lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menggunakan minyak. Jenis minyak yang digunakan juga berpengaruh terhadap pembentukan kolesterol pada telur. Kandungan kolesterol telur yang menggunakan minyak kelapa dalam ransumnya lebih tinggi dibandingkan dengan ransum yang menggunakan minyak jagung.Hal ini dikarenakan jenis lemak yang terkandung dalam minyak kelapa banyak mengandung asam lemak jenuh, sedangkan minyak jagung banyak asam lemak tak jenuhnya (Bintarningsih, 1994).