Pertanianku — Tiap 1 Juni sejak 2001 lalu sudah ditetapkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menjadi Hari Susu Dunia (World Milk Day). Susu merupakan hasil peternakan yang dikonsumsi dengan cara diminum dan mengandung berbagai macam gizi yang sangat baik bagi tubuh. Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya mengonsumsi susu untuk menunjang kebutuhan nutrisi tiap harinya.
Di tengah pandemi, masyarakat harus bisa menjaga kesehatan dirinya sendiri agar tidak mudah jatuh sakit dan tertular oleh virus. Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang dapat menguatkan daya tahan tubuh. Peringatan Hari Susu Dunia diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengonsumsi susu setiap harinya.
Tak hanya Indonesia, peringatan ini juga diselenggarakan di berbagai negara. Indonesia sudah ikut turut serta merayakan peringatan ini sejak 1 Juni 2009 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2182/KPTS/PD.420/5/2009 yang bertajuk Hari Susu Nusantara.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, mengatakan momentum Hari Susu Nusantara sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengonsumsi susu. Pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia pada 2019 masih tergolong rendah, hanya berkisar 16,23 kg/kapita/tahun.
“Konsumsi susu di negara kita masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain,” tutur I Ketut Diarmita seperti dilansir dari laman pertanian.go.id.
I Ketut Diarmita menjelaskan susu memiliki banyak manfaat untuk menunjang pertumbuhan, di antaranya meregenerasi sel, menguatkan tulang dan gigi, menyokong pertumbuhan fisik, meningkatkan kecerdasan, mencegah stunting pada anak-anak, dan menjaga imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir potensi infeksi yang disebabkan oleh agen penyakit. Seluruh manfaat susu tersebut semakin dibutuhkan di tengah kondisi seperti ini.
“Di masa pandemi virus Covid-19 saat ini, konsumsi susu menjadi penting untuk meningkatkan imunitas tubuh yang merupakan salah satu cara untuk meminimalisir potensi terinfeksi agen penyakit,” jelas Ketut.
Ketut juga mengimbau untuk meningkatkan populasi sapi perah untuk meningkatkan produksi susu agar dapat memenuhi kebutuhan susu nasional. Berdasarkan data statistik peternakan dan kesehatan 2019, ada sebanyak 561.061 ekor sapi perah dengan produksi sebanyak 996.442 ton.
Selain itu, Kementan juga berupaya untuk mengembangkan susu dari ternak lainnya seperti kambing dan kerbau. Pasalnya, susu dari binatang ternak lainnya juga sama baiknya, tetapi pengembangannya masih belum optimal. Kementan juga mendorong pihak swasta untuk mendiversifikasi genetik sapi perah untuk meningkatkan mutu dan kualitas susu perah.