Pertanianku – Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi. Memasuki musim panen raya, harga komoditas tanaman kopi melonjak hingga Rp22.000—Rp23.000 per kilogram (kg). Hal tersebut diungkapkan oleh seorang petani kopi di Desa Sipatuhu, Kamran yang mengatakan, puncak musim panen kopi diprediksi terjadi Mei mendatang.
“Masuk musim panen kemaren Rp21.000 per kg dua pekan ini naik lagi menjadi Rp22.000—Rp23.000. Harga ini biasanya terus naik masuk puncak musim panen nanti,” kata Kamran, kemarin.
Dia mengatakan, tingginya harga jual biji kopi ini setidaknya membuat kalangan petani kopi masih bisa bernapas, lantaran hasil panen sendiri diprediksi berkurang hingga 80%.
Maryama petani kopi Muaradua Kisam mengatakan harga kopi cukup tinggi diharapkan bisa bertahan hingga selesai panen mendatang. Sebab, dengan harga tersebut mampu mengimbangi hasil panen. Mengingat, untuk panen kali ini mereka hanya bisa menghasilkan 1—2 ton. Jumlah ini menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu mencapai 3—4 ton lebih.
Samsudin pengepul kopi di Muaradua mengatakan kenaikan harga kopi tersebut disebabkan kondisi pasaran buah kopi di luar daerah seperti Lampung, Palembang hingga Jakarta memang tengah positif.
“Kenaikan harga ini disebabkan harga pasaran kini sedang positif. Begitu juga dengan kualitas hasil panen kopi di seluruh wilayah Kecamatan membaik. Sehingga, harga di pasaran terus naik,” ungkapnya.
Kamran memprediksi, kenaikan harga kopi di pasaran masih akan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. Tergantung bagaimana kondisi dan permintaan dari luar daerah tersebut.