Mentan Canangkan Revitalisasi Kakao di Kolaka Utara

Pertanianku — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan gerakan revitalisasi kakao di Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian untuk mengembalikan kejayaan komoditas perkebunan Indonesia dengan membagikan bibit unggul gratis kepada petani.

revitalisasi kakao
Foto: Pixabay

Ia secara langsung memberikan bantuan benih unggul tanaman kakao kepada kelompok tani di Kolaka Utara sebanyak 1,5 juta batang untuk 1.500 hektare. Bantuan kakao tersebut merupakan terbesar di Sulawesi Tenggara yang totalnya 3,8 juta batang untuk 3.785 hektare.

“Tidak ada cara lain, pertanian Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya dengan bibit unggul. Karena itu, kita anggarkan 5,5 triliun untuk perkebunan dan horti termasuk kakao, cengkih, lada, kopi dan lain-lain untuk seluruh Indonesia,” kata Amran seperti dikutip situs Kementerian Pertanian, Kamis (27/12).

Amran menyampaikan sejumlah program-program Kementan yang mendukung petani, mulai alokasi anggaran yang berpihak ke petani hingga penindakan para mafia yang memainkan bibit, benih, dan harga.

“Kami ingin, saudaraku petani terus berproduksi. Meningkatkan produktivitas dan kualitas. Bila perlu prosesingnya ke depan di tangan para petani sehingga nilai tambahnya bisa didapatkan. Kesejahteraan petani bisa meningkat,” pinta Amran.

Kolaka Utara merasakan masa keemasan untuk tanaman kakao pada 1997. Bahkan, ketika krisis ekonomi tengah melanda, petani kakao sejahtera karena harganya juga terkerek naik. Namun, sejak maraknya hama penyakit tanaman di era 2000-an, kakao tidak lagi menjadi primadona buat petani. Tanaman juga sudah berumur tua dan tidak produktif lagi.

Data Dinas Pertanian setempat menyebutkan, potensi kakao di Kolaka Utara mencapai 87 ribu hektare, dan 43 ribu di antaranya harus segera direvitalisasi. Jika berhasil, akan bisa mengangkat kehidupan yang 80 persen masyarakatnya tergantung pada perkebunan kakao.

“Bibit kakao sambung pucuk yang kita bagikan ini adalah yang terbaik dan sudah tersertifikasi. Produktivitasnya 3,5 ton per hektare, atau 7 kali lipat dari yang ada saat ini. Usia 10 bulan sudah berbunga dan 18 bulan sudah berbuah,” jelas Amran. “Kita harus hati-hati memilih bibit terutama perkebunan, karena jika salah, kerugiannya bisa hingga 20 tahun,” tambah Amran.

Ke depan, Kolaka Utara diharapkan mampu mengembalikan kejayaan perkebunan kakao, dan tidak berhenti di sana, dengan industri pengolahan petani tidak lagi menjual biji, tapi produk siap konsumsi sehingga kesejahteraan petani meningkat dan menjaga kesinambungan perkebunan kakao di Kolaka Utara.

Selain bantuan bibit kakao dan jagung, Kementan juga membagikan bibit kelapa, pupuk dan sejumlah alat mesin pertanian (alsintan) berupa hand tractor, traktor roda empat, combine harvester, hingga excavator.