Mentan Dorong Urban Farming di Lokasi Persawahan Cakung

Pertanianku — Daerah Cakung, Jakarta Timur, terdapat sawah abadi yang dimiliki oleh Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo baru-baru ini melakukan kunjungan untuk meninjau persawahan yang berada di tengah pembangunan kota dan alih fungsi lahan.

cakung
foto: pixabay

“Karena itu, ke depan pilihan komoditinya jangan hanya padi. Akan tetapi, petani didorong menanam sayur, jagung, dan komoditas yang lain. Nah, ini harus ada bibit yang bagus agar hasilnya juga bisa dirasakan masyarakat,” tutur Mentan seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Luas lahan sawah yang berada di kawasan Ujung Menteng tersebut adalah 3 hektare, dengan area yang sudah ditanami seluas 1,7 hektare. Sementara itu, luas pertanian sawah abadi seluas 5,45 hektare dengan area yang sudah ditanami seluas 3 hektare.

Mentan mengapresiasi lahan sawah yang masih tersedia di tengah perkotaan yang sudah sangat padat. Sebenarnya, masyarakat Kota Jakarta memiliki peluang yang sangat besar untuk berakselerasi dengan pertanian kota. Pasalnya, urban farming atau bertani di perkotaan hanya membutuhkan sentuhan mekanisasi yang didukung dengan pengadaan benih berkualitas serta pupuk yang cukup.

“Intinya kalau kemarin pertanian hanya ada di desa, maka sekarang kita perkuat pertanian di kota,” ujar Mentan.

Mentan sedang membangun koordinasi dengan beberapa pihak, termasuk pemerintah povinsi untuk membangun urban farming di perkotaan. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pangan masyarakat perkotaan, seperti Kota Jakarta.

“Sekarang itu yang harus menyiapkan lahannya adalah Pak Gubernur. Yang menyiapkan petaninya adalah Pak Walikota. Kemudian yang siapkan programnya adalah Kementan. Jadi, kita harus duduk bersama-sama,” jelas Mentan.

Sejak pandemi, tren urban farming sendiri mengalami peningkatan. Masyarakat perkotaan tertarik bertanam sayur, buah, atau tanaman hias di pekarangan rumah.

Pertanian perkotaan memang sangat potensial. Menurut Mentan, masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan dan sisi bantaran sungai. Hasil yang nanti didapatkan bisa digunakan untuk kebutuhan pribadi. Jika ada lebih, hasil tersebut bisa dijual.

“Kementan punya Program Pekarangan Lestari atau P2L, dan ini sangat cocok bagi masyarakat Jakarta. Setidaknya kajian kami bisa menghasilkan 500 ribu per bulan. Ini menjanjikan bagi ekonomi rakyat,” papar Mentan.