Mentan: Impor Jeroan ini untuk Kepentingan Rakyat

Pertanianku – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengimbau masyarakat untuk memaklumi berbagai perubahan kebijakan yang dilakukannya, seperti keputusan untuk mengizinkan impor jeroan. Mentan menegaskan regulasi untuk kepentingan rakyat bukan individu dan bukan pula untuk golongan.

Mentan: Impor Jeroan ini untuk Kepentingan Rakyat

“Kenapa kebijakan bisa berubah? Ada kepentingan apa? Jawabannya adalah bahwa negara harus memikirkan kepentingan rakyatnya. Pemerintah membuat semua regulasi tentunya untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan seorang menteri atau kepentingan golongan. Pemerintah itu pelayan masyarakat, jangankan Permentan bahkan UUD pun diamandemen untuk kepentingan rakyat,” jelas Amran.

Mentan mengatakan harga jeroan sapi di luar negeri hanya 1 dolar AS atau Rp13.000/kg. Sementara, harga jeron sapi di Indonesia sangat tinggi. Pemerintah harus membuka peluang impor jeroan sapi untuk melakukan stabilisasi harga agar terjangkau konsumen terutama di Jabotabek dan daerah yang harga jeroan melonjak tinggi.

“Harga jeroan sapi sudah menyentuh Rp90.000/kg padahal harganya di luar negeri cuma satu dolar AS atau sekitar Rp13.000/kg, itu berarti naik 500%, itulah yang melatarbelakangi pemerintah melalui Kementan untuk merevisi Permentan, dengan mencari solusi melalui regulasi agar opsi pemenuhan kebutuhan protein rakyat dapat terpenuhi dengan harga terjangkau,” tutur Amran.

Pemerintahan Joko Widodo menempuh langkah naiknya harga jeroan melalui perubahan regulasi. Pemerintah menyusun aturan yang dapat menekan lonjakan harga dengan merevisi Permentan No 58/2015 yang melarang impor jeroan sapi.

Amran mengatakan harga jeroan sapi idealnya maksimal Rp30.000/kg. Sementara saat ini di kisaran Rp90.000/kg yang tentunya sangat membebani konsumen khususnya rakyat kecil. Impor, kata Amran dilakukan karena pemerintah berupaya menstabilkan harga daging sapi yang melambung hingga Rp120.000/kg. Dengan membuka impor daging sapi beku dari Australia, konsumen dapat membeli daging sapi di bawah Rp80.000/kg.

“Kalau harga turun 30%–50% tentu rakyat senang, regulasi direvisi untuk kepentingan rakyat,” papar Amran.

Dia tidak menampik upaya sejumlah pihak mengkritisi pemerintah, yang melempar isu tentang penyakit hewan dan lemak jeroan sapi yang dapat memicu kanker lantaran dampak dari pakan ternak yang dikenal sebagai betagonis. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah pemerintah mengingat kemajuan teknologi khususnya di bidang veterinary (kesehatan hewan).

“Saya tegaskan sapi potong dan sapi bakalan sumbernya sama dari Australia dan sebelum masuk Indonesia diperiksa dulu kesehatan ternak yang diimpor. Artinya, gugur ini penyakit. Jangankan hormon atau penyakit dari luar negeri, dulu disebut ada yang memicu kanker kemudian kami lihat langsung melalui sidak dan kritik tersebut pun gugur,” tutup Amran.