Pertanianku — Melalui Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI melalui video conference yang dilakukan di AWR Kementerian Pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan tidak ada perbedaan data stok pangan antara Kementerian Pertanian dan data yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo. Data yang dipegang oleh Kementan dan Presiden sama-sama berasal dari Badan Pusat Statistik.

“Yang pasti data itu sudah divalidasi. Data yang Bapak Presiden pegang dan Mentan punya itu sama. Data itu berasal dari BPS,” tutur Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pada Rapat Kabinet ada beberapa daerah yang mengalami defisit pangan. Data tersebut bersumber dari laporan Kementerian Pertanian. Mentan berharap adanya sinergi kesadaran dari semua pihak untuk terlibat dalam kelancaran distribusi bahan pangan ke beberapa daerah tersebut.
“Pesan dan semangat yang ditangkap dari apa yang disampaikan Bapak Presiden terkait provinsi yang mengalami defisit pangan adalah semacam warning bagi semua pihak yang terlibat dalam distribusi dan trasportasi,” ujar Syahrul.
Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, dalam rapat tersebut Presiden menginstruksikan kepada semua pihak untuk turut serta membantu kelancaran proses distribusi pangan agar tetap berjalan lancar meskipun saat ini sedang diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Pasalnya, selain produksi, distribusi memang hal krusial yang sudah semestinya menjadi pehatian banyak pihak.
Menurut Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Badan Pusat Statistik (BPS) Kadarmanto, data tersebut adalah data bulanan BPS. Data tersebut juga digunakan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP), persediaan beberapa bahan pangan pokok pada periode April hinggga Juni 2020 cenderung masih cukup dan aman. Untuk beras yang merupakan salah satu bahan pokok utama, neraca hingga Juni diperkirakan sebanyak 6,4 juta ton, jagung sebanyak 1,01 juta ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng 5,7 juta ton.
Mentan Syahrul mengatakan Kementerian Pertanian akan terus berupaya melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga ketersediaan pangan, termasuk distribusi.