Pertanianku — Kementerian Pertanian memberikan perhatian khusus untuk memajukan riset dan teknologi pertanian dengan mengukuhkan tiga Profesional Riset Lingkungan Kementerian Pertanian yang ke-523, 524, dan 525 untuk nasional serta ke-139,140, 141 di Badan dan Pengembangan (Balitbang).
Profesor yang dikukuhkan untuk riset dan teknologi pertanian antara lain adalah Ali Asgar di bidang teknologi pascapanen, Sukarman di bidang pedologi dan penginderaan jauh, dan Sholihin di bidang pemuliaan dan genetika tanaman.
“Oleh karena itu, para peneliti akan menggunakan seluruh kekuatan untuk menemukan hasil riset baru, varietas baru dan cara bertani baru yang bisa lebih efektif dan efisien bahkan mampu menopang kebutuhan pangan industri yang bergerak di bidang pertanian. Ini sangat penting dan tentu akan memberikan kontribusi kuat untuk hadirnya petani menghasilkan pangan berkualitas. Indonesia ini bisa hebat kalau risetnya bagus,” ucap Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian meminta kepada para profesor yang baru saja dikukuhkan untuk berkolaborasi langsung dan bersinergi untuk menciptakan langkah yang praktis dan implementasi inovasi di dalam wadah Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR).
“Sinergi ini tidak saja akan menjadi model bagi peneliti lainnya, namun secara konkret dapat menjawab berbagai permasalahan rill yang dihadapi petani di lapangan saat ini,” terang Syahrul Yasin Limpo.
Profesor Ali Asgar menyampaikan hasil inovasi riset untuk kentang. Inovasi tersebut dapat meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas kentang untuk agroindustri. Inovasi ini diciptakan untuk meningkatkan pendapatan petani dan penyediaan kentang bagi konsumen.
Sementara itu, Profesor Sholihin memaparkan inovasi ubi kayu yang telah menghasilkan beberapa varietas ubi kayu unggul. Selain itu, Profesor Solihin juga telah menyumbangkan pemikiran yang strategis untuk mendorong pengembangan agroindustri ubi kayu.
Adapun Profesor Sukarman menyampaikan inovasinya pada teknologi dalam optimalisasi pembangunan tanah vulkanik untuk mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Inovasi ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya untuk memanfaatkan sumber daya lahan yang semakin sempit dan terbatas.