Pertanianku — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menantang Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menciptakan alat sensor tanah dalam waktu enam bulan kedepan. Perguruan tinggi negeri ini sejak didirikan diharapkan menjadi pendorong kemajuan pertanian Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan Mentan ketika membuka kembali Museum Tanah Indonesia yang berlokasi di Jalan Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Selasa (5/11). Ia berharap Museum Tanah dapat memotivasi lahirnya penelitian-penelitian berkaitan tanah yang mendorong sektor pertanian.
“Seperti di Amerika sudah mengembangkan alat sensor untuk mengukur hara tanah, kita dorong peneliti di Indonesia mampu juga membuat alat yang sama,” ujarnya.
Menurut Amran, dengan alat sensor mendeteksi kandungan hara tanah, petani bisa menghemat biaya untuk pemberian pupuk di lahan pertanian. Sebab, selama ini pendeteksian hara tanah masih dilakukan secara manual sehingga hanya menakar beberapa kebutuhan natrium pada tanah, atau bahan lainnya.
“Saya beri waktu enam bulan, IPB maupun perguruan tinggi lainnya menciptakan alat sensor ini,” tantang Amran.
Kepala Perpustakan dan Penyebaran Teknologi Informasi, Gayatri Kaan menjelaskan bahwa pendirian Museum Tanah Indonesia telah diinisiasi sejak 1988. Hasil kerja sama Kementerian Pertanian dengan International Soil Reference and Information Center (ISRIC), Belanda.
Museum Tanah ini merupakan tempat menyimpan model atau contoh tanah sebagai koleksi berbagai macam tanah di Indonesia. Selain itu, juga berfungsi sebagai sumber infomasi dalam hal sumber daya lahan untuk pembangunan pertanian.
“Pada saat pelepasan Timor Timur, pemerintah menggunakan peta yang tersimpan di Museum Tanah untuk menentukan batas wilayah,” kata Gayatri.
Museum Tanah terdiri atas empat gedung, yakni A, B, C, dan D. Dua di antaranya (A dan C) merupakan bangunan cagar budaya yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Dengan begitu, arsitektur bangunannya bergaya Eropa.
Museum ini menyimpan sejumlah koleksi seperti monolit tanah, peta sumber daya lahan, bantuan induk, peralatan survei lapangan, mesin cetak petak, biodiversitas organisme tanah, informasi perubahan iklim, dan masih banyak lagi.