Mentan Tingkatkan Pengembangan Kedelai, Jagung, dan Kelapa di Sulawesi Utara

Pertanianku — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mulai menggenjot pengembangan produksi kedelai, jagung, dan kelapa serta beberapa komoditas perkebunan lainnya, seperti pala dan cengkih di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Pengembangan tersebut dilakukan untuk menaikkan jumlah produksi nasional dan volume ekspor agar sektor perekonomian nasional dapat tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

produksi kedelai
foto: pixabay

Ada beberapa upaya yang tengah dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi hingga mewujudkan swasembada kedelai, jagung, dan komoditas perkebunan lainnya di Sulawesi Utara agar kebutuhan nasional bisa terpenuhi.

Salah satu upaya yang tengah dilakukan adalah memberikan bantuan sarana produksi, alat prapanen dan pascapanen, mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), serta mengembangkan pertanian yang berbasis korporasi dan klaster.

“Upaya lain yang tak kalah penting adalah pengembangan varietas benih unggulan produktivitas tinggi. Produktivitas kita tingkatkan sehingga produksi surplus, impor berkurang dan kita terus tingkatkan ekspor. Jangan bergantung pada impor. Mari kita siapkan pangan dari Sulawesi Utara,” papar Mentan Syahrul seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Syahrul memaparkan, Kementan fokus melakukan perkembangan aspek hilirisasi sebagai bentuk nyata untuk menjamin harga yang menguntungkan bagi para petani kedelai. Salah satunya, menjadikan kedelai menjadi berbagai macam pangan olahan bernilai tinggi.

“Oleh karenanya, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan manfaat KUR sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah,” ujar Mentan.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen mengapresiasi program pembangunan pertanian yang sedang diupayakan oleh Kementan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan per Juli, pertanian secara nasional tumbuh hingga 24,1 persen.

“Khusus di Sulut sendiri, pada triwulan II 2020, lapangan usaha pertanian masih tumbuh 2 persen. Pertanian mampu menahan laju penurunan ekonomi secara umum. Terima kasih Pak Menteri Pertanian, perhatiannya memajukan pertanian di Sulut sangat luar biasa. Dalam enam bulan akhir ini sudah 2 kali berkunjung ke Sulut,” ujar Edwin.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menjelaskan pada tahun ini, Kementan akan mengalokasikan upaya pengembangan kedelai nasional seluas 120.000 hektare dan 6.153 hektare ditujukan untuk Provinsi Sulut dan akan berlipat menjadi model korporasi seluas 30.000 hektare pada 2021. Provinsi Sulut juga akan mengembangkan 50 hektare kacang tanah, 500 hektare kacang hijau, dan 350 hektare ubi kayu.