Mentan: Wilayah Perbatasan Siap Jadi Lumbung Pangan

Pertanianku – Guna mencapai swasembada pangan, pemerintah akan menjadikan beberapa daerah perbatasan menjadi lumbung pangan nasional dengan membangun sentra produksi pangan.

Dalam Rapat Koordinasi Gabungan yang digelar di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, baru-baru ini, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, sesuai arahan Presiden Jok Widodo, pemerintah akan membangun bangsa dari wilayah pinggiran.

“Karena itu, kami akan mengembangkan lumbung pangan di wilayah perbatasan negara sebagai tindak lanjut dari instruksi Bapak Presiden tersebut,” kata Amran.

Lebih lanjut Mentan mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan sejumlah bupati yang berada di wilayah perbatasan antara lain Kabupaten Karimun, Lingga, Entikong, Merauke, Sambas, Belu, dan Malaka untuk mempersiapkan dan membuka seluas-luasnya lahan pertanian di wilayah mereka. Selain untuk menopang kebutuhan pangan di daerah mereka sendiri, ke depan produksi pangan di daerah perbatasan akan diorientasikan untuk ekspor.

“Jadi sekaligus untuk gerbang ekspor ke negara tetangga,” ujarnya.

Mentan menegaskan, mengenai komoditas pangan yang akan ditanam, jenis tanaman yang diproduksi akan disesuaikan dengan keunggulan komparatif sesuai kultur masyarakat setempat.

Kementerian Pertanian saat ini tengah fokus melakukan ekspor beras organik dan jagung ke negara-negara tetangga. Apalagi, Malaysia dan Filipina membutuhkan bahan pokok pangan dari Indonesia. Malaysia misalnya, tiap tahun membutuhkan tiga juta ton jagung impor yang setara dengan Rp20 triliun. Hal itu tentunya menjadi peluang besar bagi lima kabupaten yang berada di daerah perbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Kabupten Entikong, Sambas, Nunukan, dan Bengkayang.

“Mereka nanti dapat mengekspor langsung hasil produksinya sama seperti Merauke yang sudah sukses mengekspor beras ke Papua Nugini,” tutur Mentan.

Sekitar 1 juta hektare lahan pertanian dibutuhkan untuk pengembangan lumbung pangan di daerah perbatasan. Untuk mendukung hal tersebut, Kementan telah menganggarkan bantuan benih unggul senilai Rp2 triliun. Nantinya, benih tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan produksi.