Pertanianku – Pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan umur dan bukaan mulut ikan. Bayangkan jika bayi harus makan nasi pada umur enam bulan, tentu tidak bisa. Sama halnya dengan lele, tidak bisa langsung diberikan pakan yang ukurannya besar. Ukuran pakan yang diberikan harus bertahap berdasarkan perkembangan bukaan mulutnya. Semakin besar ukuran ikan, bukaan mulut akan semakin besar dan pakan yang diberikan pun diameternya lebih besar.
Fajar, seorang pembesar lele di Cibinong, juga memiliki kenangan pahit terkait dengan bukaan mulut si ikan berkumis ini. “Mau cari pakan murah, malah rugi”. Itulah yang diucapkannya ketika berdiskusi. Jadi, benih lele yang ditebar sebanyak 3.000 ekor di kolamnya banyak yang mati di dasar. Penyebabnya adalah pakan yang diberikan tidak sesuai dengan bukaan mulut ikan. Harganya sekitar Rp5.000/kg dan termasuk jenis pakan tenggelam. Benih lele yang ditebar berukuran 7—8 cm diberikan pakan yang seharusnya untuk benih berukuran minimal 12—13 cm. Otomatis benih tidak memakan pakan tersebut dan membusuk di dasar kolam. Pakan yang membusuk tersebut menyebabkan kualitas air menjadi jelek dan akhirnya ikan banyak yang mati. Kematian juga tidak diketahui awalnya. “Setelah turun ke kolam baru diketahui kalau banyak ikan yang mati. Yang terselamatkan juga ga sampe setengahnya”, tambah Fajar.
Dengan demikian, pakan menjadi kunci penting bagi pembesaran lele, terutama jika dilihat dari ukuran lele. Misalnya, untuk ikan ukuran 7—8 cm, pada awalnya diberi pakan dengan ukuran diameter 2 mm. Setelah tiga minggu, biasanya ukuran pakannya diubah menjadi 3 mm. Pakan yang digunakan untuk pembesaran setidaknya mengandung protein sebesar 30% sehingga pertumbuhannya optimal.
Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele