Pertanianku — Seiring perkembangan zaman membuat banyak orang mulai meninggalkan siwak, salah satu pembersih gigi yang telah digunakan sejak lama. Meskipun demikian, popularitas batang siwak seakan tidak pernah punah karena ternyata di balik sebatang kayu pohon siwak tersimpan berbagai khasiat menarik.

Pohon siwak (Salvadora persica) sering dimanfaatkan oleh umat Muslim, bahkan disebut dalam hadis. Tanaman ini tumbuh subur di kawasan Arab Saudi dan negara-negara lain di jazirah Arab. Siwak juga ditemukan tumbuh baik di kawasan tropis seperti Benua Afrika, India, dan Srilanka.
Masyarakat kerap memanfaatkan bagian akar siwak untuk membersihkan gigi. Caranya, dengan mengupas kulit di bagian ujung akar atau batang kecil, kemudian menggosokkannya ke permukaan gigi.
Biasanya, masyarakat Arab Saudi memanfaatkan hampir seluruh bagian tanaman siwak. Bagian buahnya sering dikonsumsi dalam keadaan segar, buah kering, ataupun olahan lainnya. Buah siwak berbentuk seperti bluberi.
Bagian daun tanaman siwak diolah menjadi saus, salad, atau tumis seperti sayur hijau. Adapun bagian bunga siwak sering dimanfaatkan sebagai sumber nektar yang baik. Orang-orang suku Badui di Arab Saudi percaya, madu yang berasal dari bunga siwak lebih berkhasiat dibanding madu dari bunga tanaman lain.
Nabi Muhammad saw. menganjurkan untuk membersihkan gigi dengan batang siwak setiap kali akan berwudu atau salat. Oleh karena itu, membersihkan gigi dengan siwak menjadi seperti keutamaan yang dapat dilakukan oleh umat Muslim.
Rupanya, anjuran yang disampaikan oleh Rasulullah saw. telah terbukti secara ilmiah. Penggunaan siwak bukan hanya sebatas warisan atau perintah agama. Peneliti bernama Hassan Sher membuktikan siwak bersifat antibakteri. Hassan menguji siwak terhadap bakteri yang berkembang di dalam mulut manusia.
Sebanyak 45 sampel mikroba dari pasien dewasa di klinik Gigi Rumah Sakit King Khalid, Riyadh, dikumpulkan oleh Hassan. Selanjutnya, ia mengindentifikasi jenis bakteri dari setiap sampel. Dari identifikasi tersebut diketahui 11,59% di antaranya bakteri Staphylococcus aureus, 5,02% S. mutans, 5,87% Lactobacillus acidophilus, dan 3,2% Pseudomonas aeruginosa.
Selanjutnya, Hassan membuat ekstrak akar siwak. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air kayu siwak aktif menghambat semua bakteri di dalam mulut.