Merinding! Fakta Gunung Agung, Gunung Paling Keramat di Bali

    Pertanianku —Nusantara kembali prihatin karena kejadian meletusnya Gunung Agung, Bali pada Senin (2/7) lalu. Terlepas dari peristiwa tersebut, ada beberapa fakta Gunung Agung yang perlu Anda ketahui.

    fakta Gunung Agung
    Foto: Google Image

    Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Pulau Bali, yaitu dengan ketinggian 3.031 m dpl. Gunung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, ini merupakan gunung berapi tipe stratovolcano, memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap juga uap air.

    Pura Besakih, yang merupakan salah satu pura terpenting di Bali terletak di lereng gunung ini. Gunung Agung tampak dengan kerucut runcing sempurna jika dilihat dari Pura Besakih. Akan tetapi, sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.

    Gunung Agung  menjadi salah satu gunung yang cukup diminati dan keindahan Gunung Agung menjadi daya tarik para wisatawan untuk mendaki. Namun, di balik panoramanya yang indah, Gunung Agung menyimpan mitos yang perlu diketahui oleh para wisatawan, khususnya pendaki.

    Gunung Agung merupakan salah satu gunung paling keramat di Indonesia. Gunung ini bahkan menjadi salah satu tempat yang paling disakralkan umat Hindu di Bali. Ada aturan yang harus dipatuhi untuk bisa mendaki ke sana. Pasalnya, warga di sana terutama umat Hindu meyakini bahwa Gunung Agung adalah istananya dewa dan dewi, serta roh leluhur yang sudah meninggal.

    Beberapa peraturan mistik di gunung yang biasanya berlaku di antaranya para pendaki wajib minta izin ketika melewati tempat-tempat tertentu, ketika akan beristirahat, serta saat ingin buang air kecil dan besar. Di sini ada pula aturan tak tertulis yang melarang mengenakan pakaian berwarna merah atau hijau.

    Karena itu, tak heran jika kemudian banyak cerita mistis yang berkembang dan terlihat nyata yang terjadi di gunung berapi tersebut. Selain itu, masyarakat Hindu Bali sangat percaya bahwa mendaki Gunung Agung dengan jumlah pendaki ganjil akan membawa malapetaka bagi para pendaki.

    Kearifan lokal sudah sepatutnya untuk dihormati dan dipatuhi. Oleh karena itu, tak ada salahnya mengikuti aturan adat masyarakat setempat.