Mikroorganisme Lokal, Larutan Mikroba untuk Mempercepat Proses Pengomposan

Pertanianku— Pupuk hayati bisa Anda buat sendiri dengan bahan yang berada di sekitar Anda. Proses pembuatannya pun bisa lebih dipercepat dan hasilnya dapat digunakan untuk mendongkrak produktivitas tanaman. Salah satu bahan yang bisa Anda gunakan untuk mempercepat proses pengomposan adalah mikroorganisme lokal (Mol).

mempercepat proses pengomposan
foto: pixabay

Mikroorganisme lokal mengandung banyak mikroorganisme yang berfungsi untuk mempercepat proses penghancuran bahan-bahan organik dan dekomposer. Larutan ini aman untuk digunakan karena menggunakan bahan organik. Mikroorganisme tersebut akan muncul dan berkembang biak setelah difermentasikan beberapa hari.

Penggunaan Mol sendiri dapat mendatangkan keuntungan bagi Anda, yakni menghemat biaya pupuk serta menaikkan tingkat produktivitas tanaman. Mol berperan menjadi generator siklus kehidupan yang menjadi nutrisi bagi tanaman yang dihasilkan dari cairan badan bakteri. Apa yang dimakan bakteri dalam pupuk pun menjadi sumber nutrisi bagi tanaman.

Selain Mol, masih banyak produk hayati lainnya yang bisa membantu proses berkebun Anda menjadi lebih cepat, efektif, dan sehat. Anda bisa membacanya dalam buku Berkebun Organik Buah dan Sayur.

Mol pun dapat memperbaiki kualitas tanah yang kurang baik atau sudah rusak dan bisa memanfaatkan limbah yang sudah tidak terpakai. Waktu pengolahan Mol terbilang singkat, tetapi bisa menghasilkan pupuk organik yang mengandung mikroba bermanfaat dengan nutrisi yang lengkap.

Bahan yang harus Anda persiapkan untuk membuat Mol adalah akar bambu yang mengandung bakteri baik berupa Rhizobium sp, buah pinang sebagai zat pengatur tumbuh karena mengandung hormon giberelin, temu hitam yang memiliki zat antimikroba, umbi gadung, air kelapa 10 liter, molase atau tetes tebu sebanyak 500 ml, dan larutan pengurai sebanyak 1 liter.

Pembuatan pupuk hayati ini dimulai dengan menumbuk akar bambu, pinang, gadung, dan temu hitam. Semua bahan ditumbuk dan dicampur. Tambahkan 10 liter air kelapa, 500 ml molase, dan 1 liter larutan pengurai. Masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam jerigen dan pasang selang yang terhubung ke botol air mineral bekas untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi selama 7 hari. Hal tersebut berguna untuk mencegah jerigen mengembung.

Banyaknya jumlah bahan utama yang digunakan dapat menyesuaikan dengan ketinggian larutan. Yang terpenting, seluruh bahan harus terendam. Semakin banyak terendam akan semakin bagus.

Setelah 7 hari Mol akan terbentuk berupa cairan yang sudah bisa diaplikasikan sebagai pupuk. Mol digunakan dengan cara dicampur air. Perbandingan antara Mol dan air adalah 1:10. Khasiat yang dihasilkan dari penggunaan Mol berbeda-beda tergantung dengan jenis tanaman yang digunakan.