Pertanianku — Aflatoksin menjadi momok bagi peternak sekaligus petani karena dapat menyebabkan hasil panen tidak bisa dikonsumsi. Penyebabnya adalah cendawan Aspergillus flavus. Cendawan tersebut menghasilkan senyawa sekunder yang beracun dan senyawa itulah yang disebut sebagai aflatoksin.
Bahan pangan yang sudah tercemar oleh senyawa ini tidak boleh dikonsumsi dan diberikan kepada hewan ternak. Pasalnya, senyawa tersebut dapat menjadi biang kerok penyakit-penyakit yang akan muncul.
Umumnya, alfatoksin ditemui pada bahan pangan kacang-kacangan seperti kacang tanah, jagung, kedelai, dan lada. Pada hewan, senyawa ini dapat menyebabkan keguguran, kehilangan bobot tubuh, kanker hati, dan haemorrhage atau pembengakakan otot. Ayam yang terserang senyawa beracun ini biasanya menunjukkan gejala berupa warna hati yang pucat kekuningan dan tampak adanya benjolan seperti tumor pada permukaan hati.
Kabar buruknya, senyawa beracun ini tahan panas. Itu sebabnya, meskipun sudah digoreng atua dimasak, senyawa aflatoksin tetap ada, mugkin saja miselianya mati, tetapi sporanya akan tetap hidup. Senyawa ini hanya bisa menghilang bila bahan pangan dipanaskan di atas suhu 200C. Sementara itu, untuk penggorengan bahan makanan harus dilakukan minimal pada suhu 170C.
Salah satu solusi mengatasi serangan cendawan A. flavus adalah menjaga agar kulit polong kacang utuh tidak pecah. Cendawan ini sudah berusaha menyerang kacang-kacangan sejak polong terbentuk. Cendawan yang berhasil menyerang tanaman tidak akan menimbulkan gejala. Serangan baru bisa dilihat setelah polong dibongkar. Pada polong tersebut akan tampak miselia jamur berwarna kebiruan atau sedikit kecokelatan.
Tindakan pencegahan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah melakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup cendawan, pemberian insektisida sistemik, melakukan pengelolaan air yang baik, mencegah tanaman tidak terluka selama proses penyiangan gulma atua mendangir, menggunakan varietas lain yang lebih bagus, menerapkan jarak tanam yang ideal, dan melakukan tindakan panen serta pascapanen yang benar.
Setelah semua tindakan pencegahan tersebut dilakukan, kemungkinan hasil panen terserang aflatoksin masih ada. Anda bisa kembali meminimalisir serangan aflatoksin pada pakan ayam dengan mencampurkan bahan pakan dengan 0,2 persen serbuk sambiloto dan 0,5 persen serbuk jahe.