Pertanianku – Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) baru-baru ini melakukan penandatanganan kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Asosiasi Rumput Laut China (china algae industry association/CAIA).
Ketua Umum ARLI Safari Azis berharap industri makanan tradisional, terutama pada makanan yang dijajakan secara kaki lima di Indonesia tidak lagi menggunakan bahan pengenyal berbahaya, seperti boraks.
Sebab, rumput laut sebenarnya dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan baku pengenyal lainnya, bahkan lebih sehat. Dengan adanya kerja sama dengan Cina ini, maka mampu membangun jaringan kekuatan bersama dalam menghadapi persaingan global dalam hal bahan pencampuran atau bahan kimia lainnya.
“ARLI dengan China bekerja sama dalam rangka untuk hadapi persaingan global dalam bahan pencampuran lainnya tahu bahan kimia lainnya. Pembuatan bakso tidak lagi memakai boraks tapi pakai rumput laut untuk pengenyal,” ujar Aziz sebagaimana dilansir Okezone (29/4).
Bila hal ini terjadi, maka diharapkan juga akan dapat membangun kekuatan pasar Indonesia, terutama di kawasan ASEAN. “Membangun kekuatan di ASEAN agar bahan-bahan pencampur berbasis rumput laut itu tetap jalan,” jelas Aziz.
Sekadar informasi, kesepakatan kerja sama ini tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum ARLI Safari Azis dengan Sekretaris Jenderal CAIA Jingxiang Guan, dan disaksikan langsung oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani di Menara Kadin.