Pertanianku — Buah kluwih sering salah disangka sebagai buah sukun. Padahal, keduanya berasal dari spesies tanaman yang berbeda. Pembeda utama buah kluwih dari sukun adalah kluwih memiliki biji. Selain itu, duri pada kulit buah kluwih lebih menonjol daripada sukun.

Bahasa Sunda menjuluki kluwih sebagai kulur atau timbul. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Artocarpus camansi. Selain sukun, kluwih juga masih berkerabat dekat dengan nangka, durian, dan cempedak.
Kluwih merupakan tanaman sayuran buah yang berumur tahunan, lebih dari dua tahun. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 10 meter.
Ciri morfologis kluwih dapat diketahui dari daunnya yang lebar, tunggal, dan bercangap menjari. Daun tersebut memiliki warna hijau tua. Hal ini berbeda dari tanaman sukun yang daunnya bercangap halus dan berwarna hijau kekuningan.
Bagian batang pohon kluwih berkayu agak lunak. Bagian dalam kayu mempunyai jaringan gabus. Jaringan gabus tersebut ketika masih muda berlubang. Cabang tanaman kluwih sedikit dan tumbuh mendatar sampai condong ke atas.
Tanaman ini memiliki bunga jantan yang sering disebut ontel. Bunga jantan ini akan gugur. Sementara, bunga betina tanaman keluwih nantinya akan berkembang menjadi buah.
Kluwih memiliki bentuk buah yang besar, bulat, dan berduri. Tidak seperti durian, duri buah kluwih ini justru lunak.
Semua bagian tanaman ini bergetah. Tanaman kluwih memiliki akar tunggang yang dalam. Selain itu, akar samping juga tumbuh dan dangkal.
Tidak seperti para saudaranya yang dimanfaatkan buahnya, buah kluwih bukan untuk dikonsumsi secara langsung.
Batang tanaman dapat digunakan sebagai kayu bakar berenergi rendah. Kayu tersebut juga sering dimanfaatkan sebagai bahan alat rumah tangga dan konstruksi ringan. Perahu juga bisa dibuat dengan kayu kluwih. Hal ini karena beberapa keunggulannya seperti bagus, ringan, dan cukup kuat.
Sementara, buah yang masih muda atau tua hanya untuk disayur. Buah tersebut tidak memiliki nilai sebagai buah meja. Kluwih yang berbiji lebih banyak sering dipanen saat muda untuk dijadikan sayur. Berbagai olahan sayur tersebut antara lain sayur lodeh, sayur asem, atau ditumis dengan cabai.
Biji kluwih yang sudah tua biasanya dikonsumsi dengan beberapa cara. Direbus, digoreng, atau disangrai merupakan cara pengolahan biji tersebut untuk dijadikan makanan ringan.