Pertanianku — Tempe merupakan produk olahan dari kacang kedelai yang sangat terkenal di Indonesia, bahkan popularitas tempe di kancah internasional mulai meningkat ditandai dengan mulai bermunculannya produsen tempe di luar negeri. Selama ini tempe dikenal sebagai bahan pangan murah dan bergizi. Namun, banyak juga mitos tempe yang kerap berkembang di tengah masyarakat.

Penasaran mitos tempe apa saja yang sudah berkembang? Simak ulasannya di bawah ini!
Tempe mengandung racun
Proses fermentasi pada tempe dapat membentuk cendawan yang memproduksi aflatoksin bersifat karsinogen (pencetus kanker). Namun, cendawan di dalam tempe justru melindungi tempe dari aflatoksin dan cendawan yang memproduksi aflatoksin. Rhizopus oligosporus yang digunakan untuk fermentasi tempe dapat mencegah akumulasi aflatoksin dengan cara menghidrolisiskan toksin tersebut.
Tempe tidak bisa dikonsumsi oleh penderita asam urat
Kacang kering seperti kacang kedelai hanya mengandung purin sekitar 9—10 mg/100 gram. Selama proses fermentasi tempe menghasilkan enzim protease dan peptidase sehingga protein diurai menjadi asam amino. Peningkatan asam amino terjadi sebesar 7,3—12 persen. Dengan meningkatnya pelepasan asam amino, dapat menyebabkan protein lebih mudah dicerna sehingga produk metabolisme protein seperti asam urat akan menurun.
Penelitian menjelaskan sebagian besar kandungan purin telah berubah menjadi senyawa lain. Hasil penelitian yang dilakukan Arsiniati dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menyebutkan bahwa konsumsi tempe tidak akan menaikkan kadar asam urat di dalam darah.
Tempe berbahaya bagi penderita diabetes
Tempe bisa diberikan kepada penderita diabetes mellitus sebagai hidangan lauk. Dibandingkan dengan lauk hewani, kandungan energi di dalam tempe lebih rendah, tidak mengandung kolesterol, dan kandungan lemak jenuhnya relatif lebih rendah. Selain itu, tempe mengandung serat dan tidak mengandung gula sederhana. Dengan begitu, tempe sangat aman bagi penderita diabetes.
Tempe membuat seorang pria memiliki sifat kewanitaan
Sifat khusus yang hanya ada pada wanita seperti pembentukan payudara dan berbagai manifestasi perubahan bentuk tubuh yang khas pada wanita diberikan oleh hormon esterogen. Hormon ini juga bisa ditemui pada pria, tetapi jumlahnya sedikit. Tempe mengandung senyawa fitokimia sejenis fitoestrogen yang menyerupai esterogen manusia dalam struktur kimia. Namun, fitoesterogen sangat kecil kemungkinan dapat memberikan sifat khusus pada pria.