Mojokerto Diharapkan Jadi Sentra Biji Kedelai Skala Besar

Pertanianku — Haris Syahbudin selaku Kepala Puslitbangtan menyampaikan bahwa ketika di daerah lain mengalami kekeringan karena musim kemarau yang panjang, Dusun Seno, Desa Sidomulyo, Mojokerto, Jawa Timur justru panen kedelai dengan hasil yang berkualitas. Oleh karena itu, Mojokerto diharapkan menjadi sentra biji kedelai.

biji kedelai
foto: pixabay

Hal ini terungkap saat Badan Penelitian dan Pengembangan Petanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) melaksanakan panen dari Benih Dasar Kedelai Unggul yang berlokasi di Dusun Seno, Desa Sidomulyo, Mojokerto, Jawa Timur.

Haris menyampaikan program yang dibentuk oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk membentuk Komando Strategis Tingkat Nasional hingga tingkat desa. Program ini diharapkan mampu untuk mengoptimalkan fungsi penyuluhan pertanian dari tingkat yang paling bawah, yaitu desa.

Haris juga menuturkan bahwa Menteri Pertanian berharap Kabupaten Mojokerto mampu menjadi sentra benih kedelai nantinya sehingga dapat membantu mengurangi ketergantungan impor kedelai.

Jika pada sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI hanya sebatas produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan, lembaga ini nantinya akan mengembangkan penelitian menjadi lebih besar dan masuk ke ranah industri. Skema yang bakal digunakan adalah double track.

Oleh karena itu, Balitbangtan harus mampu membaca kondisi pasar tentang kedelai. Balitbangtan harus memperhatikan kedelai apa yang dibutuhkan, bagaimana kondisi harga dan lain-lain. Misalnya saja seperti kebutuhan industri tempe yang membutuhkan biji kedelai besar.

“Dengan adanya konsep global terkini itu pula, maka pengembangan hilirisasi penggunaan varietas unggul baru makin besar, Karena yang mengambil kalangan industri langsung,” ujar Haris seperti dikutip dari Badan Litbang Kementerian Pertanian.

Haris menyebutkan bahwa petani akan lebih berperan lagi dalam kesepakatan harga dengan industri dan penggunaan varietas unggul kedelai.

“Peran petani sendiri sebagai conctract farming. Mereka bersepakat tentang harga dengan industri lalu memenuhinya dengan menanam kedelai varietas super tadi,” tutur Haris.

Yuliantoro selaku Kepala Balai Penelitian Aneka Tanaman Kacang dan Umbi (Balitkabi) mengatakan bahwa panen benih sumber kedelai sumber yang dilakukan di Desa Seno, Kabupaten Mojokerto merupakan panen yang dilakukan kedua kalinya sejak kerja sama dilakukan antara Balitbangtan denga Puslitbangtan.

Kerja sama tersebut sudah berlangsung sejak 2018 dan terus berlanjut hingga musim kemarau II (Agustus—November) 2019.

“Saat ini luas lahan mencapai 20,5 hektare dengan mengikuti pola tanam padi-padi-kedelai,” ucap Yuliantoro.

Ada tujuh varietas kacang kedelai terbaru yang ditanam di lahan tersebut. Dalam kesempatan yang sama, Balitkabi menyerahkan 1,2 ton benih kedelai lokal kepada para produsen benih, Balai Benih Induk, dan UPBS BPTP Balitbangtan.